Bupati Kupang Minta DPR Perjuangkan Poros Tengah

id Poros Tengah

Bupati Kupang Minta DPR Perjuangkan Poros Tengah

Bupati Kupang Ayub Titu Eki

Jalan poros tengah sepanjang 135 km menuju wilayah perbatasan dengan negara Timor Leste melintasi wilayah Naktuka Kecamatan Amfoang Timur yang sedang dalam sengketa Indonesia dengan Timor Leste.
Kupang (Antara NTT) - Bupati Kupang Ayub Titu Eki mengharapkan dukungan anggota DPR RI asal NTT di Jakarta, memperjuangkan jalan poros tengah dari Takari menuju wilayah perbatasan dengan Timor Leste sebagai jalan nasional.

"Saya mengajak anggota DPR RI asal NTT di Jakarta ikut membantu pemerintah Kabupaten Kupang memperjuangkan jalan poros tengah agar tetap menjadi jalan strategis nasional dengan biaya anggaran pembangunannya bersumber dari pemerintah pusat," kata Bupati Kupang Ayub Titu Eki di Oelamasi, Rabu, (22/2).

Ayub Titu Eki mengatakan, jalan poros tengah sepanjang 135 km menuju wilayah perbatasan dengan negara Timor Leste melintasi wilayah Naktuka Kecamatan Amfoang Timur yang sedang dalam sengketa Indonesia dengan Timor Leste.

"Jalan ini sangat strategis karena melintasi wilayah yang masih bermasalah. Kita mengharapkan agar status jalan poros tengah sebagai jalan nasional. Pemerintah Kabupaten tidak mampu membiaya pembangunan jalan itu karena biaya yang sangat besar,"tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Kupang kata Ayub Titu Eki kecewa dengan penjelasan Kepala Balai Peningkatan Jalan (BPJN) X Kupang, Bambang bahwa jalan poros tengah di Kabupaten Kupang merupakan jalan non status.

"Jika dikatakan jalan nonstatus mengapa tahun 2015 pemerintah pusat melakukan rintisan pembangunan jalan hotmix sepanjang 32 km dari Takari menuju Amfoang Tengah. Harus diingat jalan poros tengah masuk dalam Peraturan Presiden nomor 175 tahun 2014 tentang penataan kawasan perbatasan antar negara,"tegas Ayub Titu Eki.

Ia mengatakan, jalan poros tengah merupakan jalur alternatif daerah ini ketika musim hujan untuk menghubungkan enam kecamatan yang sering terisolasi ketika musim hujan akibat curah hujan tinggi di pegunungan Amfoang menyebabkan ratusan sungai di daerah itu meluap akibat banjir.