10 Kebakaran Terjadi Di Kota Kupang

id Kebakaran

 10 Kebakaran Terjadi Di Kota Kupang

Ilustrasi Kebakaran

"Sebanyak 10 kejadian kebakaran itu di antaranya menimpa tujuh rumah tinggal, satu rumah toko (ruko), satu sekolah dan satu kendaraan roda empat dengan penyebab yang bervariasi. Ada akibat arus pendek listrik, meledaknya kompor dan sebab lainnya, nam
Kupang, (Antara NTT) - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kupang Mesakh Bailaen menyebut selama empat bulan periode Januari hingga April 2017 terjadi sepuluh kasus kebakaran di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kerugian mencapai Rp5 miliar.

"Sebanyak 10 kejadian kebakaran itu di antaranya menimpa tujuh rumah tinggal, satu rumah toko (ruko), satu sekolah dan satu kendaraan roda empat dengan penyebab yang bervariasi. Ada akibat arus pendek listrik, meledaknya kompor dan sebab lainnya, namun mendominasi arus pendek listrik," kata Mesakh Bailaen di Kupang, Rabu.

Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang itu menyebutkan, mendominasinya penyebab kebakaran yang bersumber dari arus pendek listrik, bahkan sudah terjadi sejak 2015 silam dengan data jumlah kejadian mencapai 96 kejadian dan kerugian meterial senilai Rp9 miliar.

Pada 2016 sebanyak 91 kasus dengan kerugian Rp52 miliar dengan dua korban jiwa.

Dia mengaku rata-rata sejumlah fasilitas umum yang ada di daerah itu belum memiliki alat pemadam api ringan yang bisa memadamkan api dalam skala kecil agar kebakaran tidak meluas.

Selain itu juga, jalur evakuasi sebagai lintasan penyelematan bagi penghuni dan pengunjung fasilitas umum itupun masih sangat minim. "Ini yang akan membahayakan jiwa manusia jika terjadi kebakaran," kata Mesakh.

Kepada warga Dinas Kebakaran Kota Kupang selalu memberikan peringatan untuk mematikan seluruh api bekas masak di dapur dan memadamkan seluruh aliran listrik yang tidak perlu jika hendak keluar rumah.

"Karena kita tidak tahu saat kita keluar ternyata ada api yang masih menyala di dapur atau masih ada sambungan arus listrik yang bisa menyebabkan kosleting. Semuanya harus padam saat kita keluar," kata Mesakh.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang Ade Manafe dalam kesempatan terpisah mengatakan, sejauh ini kondisi kebencanaan di Kota Kupang selain kebakaran juga berupa bencana banjir, longsor dan tumbangan pohon.

Meskipun demikian tidak sampai merenggut korban jiwa manusia karena kewaspadaan yang dimiliki masyarakat, terutama yang berdomisili di sepanjang bantaran kali di sejumlah titik lokasi daerah ini.

"Sehingga jika terjadi banjir dan longsor bisa diantisipasi dan bisa dihindari sehingga tidak ada korban jiwa. Meskipun korban meterial dialami warga," katanya.

Dia mengatakan kewaspadaan wajib disampaikan dan harus terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. "Kita selalu ingatkan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri," katanya.

Dari data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang hingga akhir Maret lalu telah terjadi 76 kebencanaan yang meliputi korban bencana banjir, longsor, pohon tumbang dan sejumlah bencana kebakaran.

"Melalui pihak kelurahan dan pihak lainnya warga agar langsung melapor bencana yang menimpa agar bisa langsung ditangani untuk hindari korban yang lebih besar termasuk korban jiwa," kata Ade Manafe.