Usia Bukan Masalah Untuk Memimpin NTT

id Medah

Usia Bukan Masalah Untuk Memimpin NTT

Bakal calon Gubrnur NTT dari Partai Golkar Ibrahim Agustinus Medah

"Soal usia, saya merasa masih sepeti 30 tahun. Tidak ada yang berubah. Dan, Tuhan sedang menuntut tanggung jawab dari saya, dan tangung jawab itu adalah menjadi calon Gubernur NTT," kata Ibrahim Agustinus Medah.
Kupang (Antara NTT) - Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Timur yang juga Ketua DPD Partai Golkar NTT Ibrahim Agustinus Medah menegaskan, usia bukanlah masalah bagi dirinya untuk memimpin daerah itu untuk lima tahun ke depan.

"Soal usia, saya merasa masih sepeti 30 tahun. Tidak ada yang berubah. Dan, Tuhan sedang menuntut tanggung jawab dari saya, dan tangung jawab itu adalah menjadi calon Gubernur NTT," kata Ibrahim Agustinus Medah kepada wartawan di Kupang, Sabtu.

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar kegusaran dari berbagai kalangan seputar usianya yang sudah memasuki kepala tujuh dan sudah dua kali gagal dalam perhelatan pemilihan Gubernur NTT, tetapi masih berkeinginan untuk kembali bertarung dalam Pilgub Gubernur 2018 mendatang.

Apalagi NTT merupakan provinsi berbasis kepulauan dengan topografi daerah berpulau-pulau yang membutuhkan energi besar untuk bisa memimpin daerah itu.

Medah yang adalah anggota DPD RI itu mengatakan, selalu memaknai usianya yang panjang dan pengalaman panjang di birokrasi sebagai karunia Tuhan, yang harus dipertanggungjawabkan dengan mengimplementasikan seluruh pengalamannya itu untuk membawa NTT keluar dari kemiskinan.

"Dengan modal pengalamannya yang panjang di birokrasi dan politik sejak menjadi Wakil Camat di usia 25 tahun, hingga kini menjadi Anggota DPD RI, dimaknainya sebagai karunia Tuhan yang luar biasa yang harus dipertanggungjawabkannya dengan mengimplementasikan seluruh pengalamannya itu untuk membawa NTT keluar dari kemiskinan," katanya.

Ibrahim Agustinus Medah memulai karier di birokrasi sebagai Wakil Camat, Camat, beberapa poisisi staf di Kabupaten Kupang, terpilih menjadi Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Staf di kantor Gubernur, Bupati Kupang dua periode, Ketua DPRD NTT dan saat ini sebagai Anggota DPD RI.

"Dan saya merasa bahwa kalau saya ditugaskan menjadi pemimpin di NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan maka saya siap, dan saya bisa lakukan itu karena pengalaman itu," katanya.

Dia mengatakan, diusianya yang kini memasuki 71 tahun, ia justru merasa sama seperti 30 tahun yang lalu karena kondisi kesehatan fisik, kemampuan, inovasi dan kecerdasannya tidak ada yang berubah.

"Dibalik itu saya bertanya, ada apa Tuhan memberikan saya usia yang panjang dengan kekuatan yang prima seperti 30 tahun yang lalu. Saya lalu menemukan jawabannya, bahwa Tuhan tidak memberikan kesempatan yang sia-sia kepada seseorang," katanya.

"Tuhan memberikan kesempatan maka Tuhan menuntut tanggung jawab. Dan Tuhan sedang menuntut tanggung jawab dari saya, dan tangung jawab itu saya ditugaskan menjadi calon Gubernur NTT," kata Ibrahim Medah.

Dia mengatakan, jika ada orang muda yang mampu mengatasi masalah kemiskinan di NTT maka dirinya tidak bakalan maju menjadi calon Gubernur NTT.

"Saya tidak akan repot-repot untuk maju. Sekali lagi bukan karena kemauan, semua orang mau jadi calon Gubernur, Calon Bupati dan lainnya, tetapi tidak semua orang punya kemampuan untuk menjadi seperti itu," katanya.

Medah juga menjelaskan soal sudah dua kali bertarung dalam Pilgub NTT namun masih belum menang dan sekarang maju lagi.

"Selama Tuhan masih memberikan saya kesehatan, kekuatan, dan intelektual yang baik, saya justru merasa bersalah jika saya tidak mengabdikannya untuk mengatasi masalah kemiskinan di NTT," katanya.

"Sekarag saya 71 tahun, andaikata saya tidak menang dalam Pilgub ini, namun lima tahun lagi Tuhan masih kasih saya kesempatan dan kekuatan sama seperti sekarang dan Golkar kembali menugaskan saya maka saya juga siap lagi. Karena Tuhan memberikan kesempatan dengan pengalaman yang panjang," katanya menjelaskan.

Tuntaskan kemiskinan
Di bagian lain penjelasannya, Medah mengatakan telah bertekad untuk menuntaskan masalah kemiskinan yang masih menderah rakyat di provinsi berbasis kepulauan itu.

"NTT selama ini sudah dibangun oleh para gubernur yang lalu dan dari setiap gubernur, ada tahapan-tahapan pembangunnanya, termasuk saat ini pak Frans Lebu Raya tetapi masih ada pekerjaan sisa yang sangat mendasar yakni kemiskinan yang menurut saya harus dilakukan dengan cerdas, sungguh-sungguh dan cepat," katanya. 

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan motivasinya untuk bertarung kembali dalam Pilgub 2018 setelah dua kali gagal bertarung memperebutkan posisi orang nomor satu di NTT dan usianya yang sudah memasuki 71 tahun.

Menurut dia, dengan tidak mengada-ada namun sesuai laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dari 34 provinsi di Indonesia ada tiga provinsi yang termiskin dan salah satunya adalah NTT.

Laporan BPS menunjukkan, dalam dua tahun terakhir makin banyak rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang miskin. Pada tahun 2015 dan 2016 NTT berada pada peringkat ketiga provinsi termiskin di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, NTT berada di urutan keempat.

Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia menyebutkan, hingga September 2016 NTT masuk peringkat ketiga untuk jumlah penduduk miskin di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Papua Barat. Jumlah penduduk miskin di NTT mencapai 22,01 persen atau 1.150.080 orang dari sekitar 5, 2 juta penduduk provinsi ini.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk miskin di NTT pada September 2016 meningkat 160 orang dibanding jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 yang berjumlah 1.149.920 orang (22,19 persen).

Menurut Agustinus Medah, kemiskinan itu menyakut dengan hajat hidup orag banyak, sehingga membutuhkan seseorang pemimpin yang bisa melakukan pekerjaan yang baik dengan ditunjang oleh pengelaman yang matang. 

Tidak bisa sembarangan orang melakukan seluruh pekerjaan dengan bagus jika dia tidak punya pengalaman yang matang, kata anggota DPD RI itu.

"Kalau hanya sekedar pernah, belum tentu sudah matang. Kalau hanya sekedar melihat, apalagi. Karena itu saya siap terima tantangan lagi dan siap menjadi Gubernur NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan di NTT," katanya.