Bulog Tambah 84 Ton Bawang Putih

id Bawang

Bulog  Tambah 84 Ton Bawang Putih

bawang putih

"Bulog ingin menstabilkan harga di pasaran dengan intervensi tambahan pasokan ini," kata Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Bulog NTT Minggus Foes.

Kupang,  (Antara NTT) - Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur mendatangkan lagi 84 ton bwang putih untuk kepentingan intervensi pasar demi pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap salah satu bumbu dasar rumah tangga itu.  


Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Bulog NTT Minggus Foes kepada Antara, Jumat, (23/6) mengatakan meskipun saat ini stok bawang putih yang dimiliki Bulog berjumlah 8,5 ton, namun demikian kebijakan penambahan terus dilakukan.


Hal ini dimaksudkan untuk upaya menekan kenaikan harga bawan putih di pasaran yang beberapa waktu lalu sempat melonjak hingga Rp70 ribu/kg. "Bulog ingin menstabilkan harga di pasaran dengan intervensi tambahan pasokan ini," katanya.


Dengan masuknya tambahan itu, diharap akan tersedia stok melimpah di pasaran sehingga harga jual bisa ditekan dan bisa terjangkau warga terutama yang akan merayakan hari raya Idul Fitri nanti.

Bulog NTT lanjut dia, akan menjual bawang putih itu seharga Rp30 ribu/kg dan terbuka bagi khalayak umum.


Saat ini bawang putih yang dipasok dari Provinsi Jawa Timur itu sedang dalam perjalanan dan diharap segera tiba. "Begitu tiba langsung dibongkar untuk selanjutnya dipasarkan agar bisa dimanfaatkan sebelum Lebaran ini," katanya.


Sementara itu berkaitan dengan beras, Minggus memastikan stok beras daerah itu akan mampu memenuhi kebutuhan warga hingga lima bulan ke depan.


Dia mengatakan saat ini Bulog NTT memiliki stok sebanyak 33.425 ton yang disebar di seluruh gudang milik Bulog di seluruh wilayah provinsi berbasis kepulauan itu.


Penyebaran beras ini dilakukan untuk memudahkan suplai beras di saat kebutuhan daerah mulai meningkat. "Apalagi jelang hari raya Idul Fitri ini," katanya.


Dari jumlah itu, untuk beras medium sebanyak 32.500 ton dan beras premium berjumlah 925 ton. Terhadap beras jenis medium, akan ada penambahan sebanyak 14.000 ton.


Selain memasok dari Jawa dan Sulawesi serta NTB, Bulog juga berencana akan membeli beras milik petani di sejumlah daerah sentra pertanian provinsi kepulauan ini. "Bulog sudah memiliki pemasok lokal yang biasa dijadikans umber stok beras di NTT," katanya.


Dua jenis beras itu, untuk jenis medium akan dimanfaatkan kepentingan intervensi program beras sejahtera (rastra). Sedangkan jenis premium akan dijadikan beras komersial.


Terhadap beras komersial jenis premium itu, Bulog NTT mematok harga jualnya sejumlah Rp9.000/kg sampai Rp10.000/kg. Tentunya harga itu jauh lebih murah dari harga pasaran yang ada saat ini.


Bulog memang memiliki misi untuk memberi pilihan bagi warga memenuhi kebutuhan hidup dalam rumahnya dengan harga terjangkau. "Jadi tentunya harga jual beras lebih terjangkau dari harga jual di pasar-pasar tradisional yang ada," katanya.


Terhadap stok gula pasir, saat ini Bulog NTT memiliki 1.600 ton dan diprediksi akan mampu memenuhi kebutuhan warga terutama di hari raya Idul Fitri nanti. "Tentu akan juga ada tambahan pasokan dalam waktu dekat. Sudah dalam perencanaan," katanya.


Untuk harga jual gula, kata Minggus juga berada di bawah nilai jual di pasaran umum.


Bulog NTT sesuai ketentuan menjual gula pasir seharga Rp12.500/kg, sebagai harga eceran tertinggi (HET). Harga ini tentu akan mampu dijangkau oleh warga. "Jadi biarpun permintaan terus bertambah, namun harga gula pasir akan tetap berada di harga tersebut," katanya.