Penurunan Angka Kemiskinan Lambat

id miskin

Penurunan Angka Kemiskinan Lambat

Gubernur NTT Frans Lebu Raya

"Inflasi kelompok bahan makanan pada periode September 2016 sampai Maret 2017 kita di NTT sebesar 5,78 persen," kata Gubernur Frans Lebu Raya.
Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan penurunan angka kemiskinan di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini mengalami pelambatan, karena masih tingginya angka inflasi pada sektor kelompok bahan makanan.

"Inflasi kelompok bahan makanan pada periode September 2016 sampai Maret 2017 kita di NTT sebesar 5,78 persen," katanya di Kupang, Rabu, dalam pidato kenegaraan menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Gubernur dua periode itu mengemukakan, selain inflasi kelompok bahan makanan, melambatnya penurunan angka kemiskinan dikarenakan pula sejumlah faktor, seperti, bertambahnya jumlah penduduk.

Selain itu, lanjutnya tingkat pengangguran terbuka hingga 2017 sebesar 3,21 persen. Kemudian rendahnya penerima beras sejahtera pada Januari 2017 sebesar 2,01 persen serta Februari 2017 hanya mencapai 0,30 persen, dibanding Januari dan Februari 2016 masing-masing 5,36 persen dan 3,22 persen.

Namun demikian, kata Gubernur Lebu Raya, angka kemisikinan di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta orang itu terus terkoreksi menurun dari waktu ke waktu.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk miskin di provinsi itu pada kondisi Maret 2016 sebesar 22,19 persen, menurun pada September 2016 22,01 persen, dan Maret 2017 21,85 persen.

Pemerintah, katanya, terus berupaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dari waktu ke waktu dengan berbagai dukungan program pembangunan dari pusat maupaun daerah.

Untuk itu, ia meminta berbagai pihak serta masyarkatnya agar terus memberikan dukungan dalam berbagai program pembangunan selanjutnya agar bisa terelasisasi guna meningkatkan taraf kesejahteraan.

"Tentunya kita terus bekerja agar seiring waktu daerah ini terus maju dan masyarakatnya bisa menikmati kesejahteraan," katanya.