Bendungan Rotiklot Sudah Mencapai 74,59 Persen

id Rotiklot

Bendungan Rotiklot Sudah Mencapai 74,59 Persen

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Agus Sosiawan. (Foto Antara/Kornelis Kaha)

Progres pembangunan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste sudah mencapai 74,59 persen.
Kupang (Antara NTT) - Progres pembangunan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste sudah mencapai 74,59 persen, kata Kepala Balai Sungai Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Agus Sosiawan.

"Saat ini pembangunan bendungannya terus mencapai kemajuan yang positif artinya bahwa terjadi percepatan pembangunan bendungan tersebut dari rencana awal hanya 61,37 persen sampai dengan Agustus ini menjadi 74,59 persen. Jadi kita punya deviasi fisik itu mencapai 13-an persen," katanya saat ditemui di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan bendungan itu menurut rencana target penyelesaiannya pada akhir 2018 namun dipastikan baha akan lebih cepat pembangunannya pada pertengahan tahun 2018 dan ada kemungkinan Presiden Joko Widodo akan meresmikannya.

"Kita targetkan pada pertengahan tahun 2018 nanti pembangunan fisiknya sudah selesai semuanya, dengan catatan bahwa tidak ada kejadian-kejadian yang tidak terduga yang dapat mengganggu pembangunan bendungan tersebut," ujarnya.

Hingga saat ini, menurut dia, tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi saat dilakukannya pembangunan bendungan Raknamo tersebut yang dimulai pada akhir 2015 lalu.

Walaupun ada kendala, namun tidak terlalu ada masalah yang dapat menghentikan pembangunan bendungan yang dana pembangunannya mencapai Rp470 miliar.

Lebih lanjut ia mengatakan daya tampung bendungan Rotiklot sendiri mencapai 3,3 juta kubik. Dengan jumlah sebanyak itu, nantinya dapat dialirkan untuk air baku serta pengairan sawah serta irigasi di Kabupaten Belu dan sekitarnya.

Untuk air irigasi dan pengairan sawah menurutnya kurang lebih 140 hektare yang dapat dialiri. Sementara untuk air baku mencapai 40 liter per detik.

Ia mengaku terjadinya percepatan pembangunan bendungan itu diakibatkan beberapa faktor, seperti cuaca serta alam yang selalu bersahabat saat dilaksanakannya pembangunan itu.

Hingga saat ini pembangunan bangunan Rotiklot yang sedang dikerjakan tubuh bendungannya atau bendungan utama, bendungan pelimpah atau "spillway" hidromekanik serta sejumlah instrumen utama lainnya.

Ia menambahkan pengisian air untuk melakukan penampungan di bendungan itu sendiri membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun. Namun sebelum proses pengisian air sendiri, kata Agus, harus dilakukan setelah ada ijin dari pihak kementerian, karena kontraktor hanya membangun bendungan.

Bendungan Rotiklot di wilayah perbatasan itu sendiri merupakan salah satu bendungan dari tujuh bendungan yang menjadi konsen dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengatasi masalah air baku di NTT.

Hingga saat ini baru dua bendungan yang sedang dikerjakanm yakni bendungan Raknamo, Rotiklot. Sedangkan bendungan Napungete di Kabupaten Sikka dalam proses pengerjaan. Sisa bendungan yang lain masih dalam kajian lapangan.