Rasio Elektrifikasi di NTT 62 Persen

id PLN

Rasio Elektrifikasi di NTT 62 Persen

Richard Safkaur

"Total cadangan kita untuk pemenuhan elektrifikasi di wilayah terpencil, terluar dan terkebelakang (pulau-pulau kecil serta wilayah perbatasan negara, red) masih sekitar 18,54 MW," kata Richard Safkaur.
Kupang (Antara NTT) - General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur Richard Safkaur mengatakan rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur hingga Juli 2017 sudah mencapai sekitar 62 persen, dengan total daya yang digunakan sebesar 161,56 Mega Watt (MW).

"Total cadangan kita untuk pemenuhan elektrifikasi di wilayah terpencil, terluar dan terkebelakang (pulau-pulau kecil serta wilayah perbatasan negara, red) masih sekitar 18,54 MW," katanya kepada Antara di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan sejak Januari hingga Juni 2017, PLN telah memasang infrastruktur jasa itu lebih dari 20 desa yang menyebar di sejumlah pulau, seperti Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Flores, dan sekitarnya.

Richard menargetkan rasio eletkrifikasi di NTT akan mencapai 100 persen pada 2018, artinya sebanyak 1.194 desa di wilayah provinsi selaksa pulau itu sudah mendapat penerangan listrik dari PLN.

Untuk tahun 2017, PT PLN Wilayah NTT menargetkan akan menerangi 698 desa yang belum tersentuh aliran listrik, sedang untuk program 2018, diperkirakan sebanyak 518 desa. "Jadi target elektrifikasi 100 persen tahun depan, sudah terpenuhi," katanya.

Ia menambahkan dalam tahun ini, PLN menargetkan pembangunan 2.313 kilometer sirkuit (kms) jaringan tegangan menengah, 2.265 kms jaringan tegangan rendah, 731 buah gardu dan 4.477 mva.

Target pembangunan pada 2018, di antaranya 3.104 kms jaringan tegangan menengah, 2.268 jaringan tegangan rendah, 831 buah gardu, dan 21.380 mva.

Secara nasional, pemerintah menargetkan sebanyak 10.300 desa tertinggal yang sebagian besar berada di Indonesia bagian timur, teraliri listrik mulai 2016 hingga 2019.

"Target itu ditetapkan karena hingga 2016 masih ada sekitar 12.659 desa belum teraliri listrik secara nasional dan dari total itu 2.519 di antaranya masih gelap pada malam hari," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi  Nusa Tenggara Timur Bone Marasina.

Dia menjelaskan untuk mewujudkan target itu, maka diterbitkanlah program yang dinamakan Program Indonesia Terang (PIT) dengan rasio elektrifikasi akan meningkat dari 85 persen pada 2015 menjadi 97 persen pada 2019.

Artinya, kata dia, jumlah 12.659 desa yang mencakup 16 persen dari total desa dengan 2.527.469 KK dan 9.970.286 jiwa dengan total kebutuhan daya untuk PIT itu mencapai 500 MW hingga 1.000 MW.

Ia mengatakan tahapan program dimulai dengan konsolidasi data dan sinkronisasi perencanaan di tingkat pusat yang tuntas Maret 2016, lalu dilakukan pelatihan perencanaan kelistrikan desa selama periode Maret-Juni 2016, serta tahapan selanjutnya perencanaan kelistrikan desa di tingkat provinsi dan kabupaten sepanjang 2016.

"Terakhir, implementasi PIT yang dimulai tahun ini dengan sejumlah lokasi percontohan dan dilanjutkan secara menyeluruh hingga 2019," ujarnya.