Rasio Eletrifikasi di NTT Paling Rendah

id Rasio

Rasio Eletrifikasi di NTT Paling Rendah

Anwar Pua Geno

"Tingkat pemenuhan elektrifikasi di NTT baru mencapai 59,2 persen atau kurang beberapa digit dari prosentase nasional yang ditetapkan sebesar 70 persen," kata Anwar Pua Geno.
Kupang (Antara NTT) - Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur Anwar Pua Geno mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral per Maret 2017, menunjukkan bahwa tingkat elektrifikasi di daerah ini paling rendah secara nasional. 

"Tingkat pemenuhan elektrifikasi di NTT baru mencapai 59,2 persen atau kurang beberapa digit dari prosentase nasional yang ditetapkan sebesar 70 persen," katanya kepada Antara di Kupang, Minggu, terkait tingkat elektrifikasi di daerah terpencil, perbatasan dan pulau terdepan.

Meskipun demikian, katanya, upaya untuk meningkatkan kategorial itu terus digencarkan oleh pemerintah, dan hingga Juli 2017 telah mencapai sekitar 62 persen lebih lewat pencabutan subsidi listrik dan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan demi meningkatkan rasio elektrifikasi.

Untuk mewujudkan target Program Indonesia Terang (PIT) pada 2019 maka upaya peningkatan rasio elektrifikasi di daerah ini terus digalakkan, dan diperkirakan sudah bisa mencapai 97 persen pada 2019.

Artinya, kata dia, jumlah 12.659 desa di NTT atau sekitar 16 persen dari total desa di Indonesia yang belum berlistrik dengan jumlah penduduk sekitar 9.970.286 jiwa (2.527.469 KK) itu dapat terlayani dengan besaran daya listrik pada kisaran antara 500 MW sampai 1.000 MW.

Untuk NTT, PT PLN (Persero) Wilayah NTT telah menargetkan rasio eletkrifikasi 100 persen pada 2018 dengan melistriki 1.194 desa yang hingga kini belum menikmati penerangan dari aliran listrik PLN.

Ini perlu dukungan semua pihak karena kerja untuk melistriki ribuan desa itu, terpakasa dibagi PLN dalam dua tahap pembangunan, yakni tahap pertama pada 2017 untuk 698 desa, dan tahap kedua pada 2018 untuk 518 desa.

Untuk itu, dalam tahun 2017 ini, PLN harus membangun 2.313 kilometer sirkuit (kms) jaringan tegangan menengah, 2.265 kms jaringan tegangan rendah, 731 buah gardu dan 4.477 mva, sedang untuk program 2018, ditargetkan pembangunan 3.104 kms jaringan tegangan menengah, 2.268 jaringan tegangan rendah, 831 buah gardu, dan 21.380 mva.