Infrastruktur "Sabuk-Merah" Fokus Hubungkan Poros Tengah

id sabuk merah

Infrastruktur "Sabuk-Merah" Fokus Hubungkan Poros Tengah

Sabuk Merah Perbatasan

"Di poros tengah ini dimulai dari titik Amol menuju Oehose ke Manufono dan barakhir di Wini, gerbang utama menuju Oecusse," kata Andre Koreh.
Kupang (Antara NTT) - Pembangunan ruas jalan di perbatasan Indonesia-Timor Leste (Sabuk Merah Perbatasan) lebih fokus menghubungkan poros tengah dalam wilayah Timor Tengah Utara (TTU) yang berbatasan dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Ambeno-Oecusse. 

"Di poros tengah ini dimulai dari titik Amol menuju Oehose ke Manufono dan barakhir di Wini, gerbang utama menuju Oecusse," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre Koreh di Kupang, Selasa, (22/8).

Ia mengatakan hal itu terkait, upaya pemerintah dalam menguatkan pengelolaan wilayah perbatasan terutama mendorong pembangunan infrastruktur jalan di poros/sektor tengah TTU-Enclave Oecusse, sehingga tidak terkesan tertinggal dalam hal aksesibilitas.

Untuk sektor barat, di wilayah perbatasan Kabupaten Kupang yang juga bersebelahan dengan Oecusse, akan dimulai dari titik Oepoli menuju Fefa ke arah Tubona-Saenam-Haumeniana dan berakhir di Fainake.

Sementara untuk jalur lain yang menghubungkan Oepoli di Kabupaten Kupang dan Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang sama-sama berbatasan dengan Oecusse itu, sedang dikerjakan dan ditargetkan selesai pada 2017.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merilis daftar proyek strategis di seluruh Provinsi di Indonesia pada tahun depan. Pemerintah mengalokasikan belanja infrastruktur sebesar Rp387,3 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati sebelumnya telah mengalokasikan dana infrastruktur sebesar Rp387,3 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.  "Angka ini naik signifikan Rp70,2 triliun dari realisasi APBN-Perubahan 2016 sebesar Rp317,1 triliun," katanya.

Dibanding alokasi anggaran infrastruktur di RAPBN 2017 sebesar Rp346,6 triliun, dana infrastruktur Rp387,3 triliun pada APBN 2017 meningkat Rp40,7 triliun.

"Pembangunan dilakukan dengan skema tahun jamak (multiyears) dan sesuai target Kementerian PUPR pembangunan jalan Sabuk Merah ecara keseluruhan diharapkan bisa tuntas pada 2019," katanya.

"Ada beberapa ruas jalan yang sedang dalam proses penyelesaian karena masih menunggu pencairan dana dari APBN Perubahan sebesar Rp1,8 triliun. Kita berharap segera terealisasi," katanya.

Ia mengatakan proyek "Sabuk Merah Perbatasan" itu membentang dari Kabupaten Belu dan Malaka melalui titik lintas sektor timur dari Motamasin menuju Laktutus-Henes-Turiskain-Salore dan berakhir di Mota Ain, gerbang utama Indonesia menuju Timor Leste.

"Pembangunan dilakukan dengan skema tahun jamak (multiyears) dan sesuai target Kementerian PUPR pembangunan jalan Sabuk Merah secara keseluruhan diharapkan bisa tuntas pada 2019," katanya.

"Ada beberapa ruas jalan yang sedang dalam proses penyelesaian karena masih menunggu pencairan dana dari APBN Perubahan sebesar Rp1,8 triliun. Kita berharap segera terealisasi," katanya.

Ia mengatakan proyek "Sabuk Merah Perbatasan" itu membentang dari Kabupaten Belu dan Malaka melalui titik lintas sektor timur dari Motamasin menuju Laktutus-Henes-Turiskain-Salore dan berakhir di Mota Ain, gerbang utama Indonesia menuju Timor Leste.