NTT Butuh Industri Pengolahan Ikan Kaleng

id ikan kaleng

NTT Butuh Industri Pengolahan Ikan Kaleng

Nusa Tenggara Timur membutuhkan banyak investasi berupa industri untuk pengolahan ikan kaleng.

"Pemanfaatan potensi perikanan kami masih butuh banyak investasi untuk produk berupa ikan kaleng ataupun berbentuk tepung ikan dan jenis industri pengolahan lainnya," kata Ganef Wugiyanto.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengatakan daerah ini membutuhkan banyak investasi berupa industri untuk pengolahan ikan kaleng.

"Pemanfaatan potensi perikanan kami masih butuh banyak investasi untuk produk berupa ikan kaleng ataupun berbentuk tepung ikan dan jenis industri pengolahan lainnya," kata Ganef Wugiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat.

Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, hingg kini belum ada daerah di provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 km2 belum melakukan pengolahan ikan kaleng.

Hasil tangkapan ikan, kata dia, masih dipasarkan secara gelondongan baik di pasaran dalam provinsi maupun untuk tujuan ekspor ke berbagai negara.

"Ikan-ikan masih dijual secara gelondongan sehingga belum ada nilai tambah yang signifikan," katanya.

Ia menyebut, daerah yang memiliki potesi produksi jenis ikan untuk pengalengan yakni Kabupaten Lembata dan Flores Timur.

"Namun industri pengolahannya belum berjalan karena juga masih butuh kesiapan infrastruktur pendukung yang memadai seperti air dan listrik," katanya.

Menurutnya, potensi hasil perikanan di provinsi itu sangat memadai karena didukung dengan wilayah laut yang luas sehingga sangat memungkinkan dimanfaatkan untuk berbagai bentuk pengolahan.

DKP mencatat, produksi perikanan tangkap hingga pertengahan tahun ini telah mencapai 63.352 ton dengan nilai sebesar Rp650 miliar lebih.

Jumlah itu diperkirakan terus bertambah hingga akhir 2017, meskipun capaian saat ini masih lebih kecil dari total yang dihasilkan pada 2016 sebesar 123.765 ton dengan nilai sebesar Rp1,37 triliun lebih.

Atas potensi yang besar itulah, Ganef berharap pihak swasta bekerja sama dengan pemerintah daerah dapat menjajaki potensi hasil perikanan untuk membangun industri pengolahan ikan.

Menurutnya, pengelolaan sumber daya ikan tidak hanya berkaitan pada aspek hulu atau produksinya semata melainkan sampai hilir atau pemasarannya.

"Dari produksi sampai pasar ini harus didukung fasilitas untuk menangani pascaproduksi terutama untuk ikan-ikan yang mudah rusak sebelum dipasarkan, untuk fasilitas hingga pemasaran inilah kami butuhkan investasi berupa industri pengolahan," katanya.