AIP-Rural Fokus Pada Peningkatan Ekonomi Petani Kecil

id Rural

AIP-Rural Fokus Pada Peningkatan Ekonomi Petani Kecil

Manager AIP-Rural Provinsi NTT Patrisius Usfomeny. (Foto Antara/Kornelis Kaha)

"Itulah mengapa kami gunakan kata Rural dalam kemitraan antara pemerintah Indonesia (Bappenas) dengan pemerintah Australia dalam rangka meningkatkan kesejateraan petani-petani kecil kita," kata Patrisius Usfomeny.
Kupang (Antara NTT) - Australia Indonesia Partneship for Rural Economic Development (AIP-Rural), sebuah program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia, fokus pada peningkatan ekonomi petani kecil.

"Itulah mengapa kami gunakan kata Rural dalam kemitraan antara pemerintah Indonesia (Bappenas) dengan pemerintah Australia dalam rangka meningkatkan kesejateraan petani-petani kecil kita," kata Manager AIP-Rural Provinsi NTT Patrisius Usfomeny kepada Antara di Kupang, Sabtu.

Patrisius menjelaskan AIP-Rural (Rural = kawasan pedesaan) adalah sebuah program induk peningkatan ekonomi petani kecil untuk mengakses pasar baru, input yang lebih baik, keterampilan dan teknologi serta irigasi dan kredit

Sasaran dari program ini sendiri adalah peningatan yang berkelanjutan pada pendapatan bersih 1 juta rumah tangga pertanian kecil di kawasan Indonesia Timur yang ditargetkan pada 2022.

"Semenjak masuk ke Indonesia pada tahun 2013, AIP-Rural sendiri sudah masuk ke sejumlah provinsi di Indonesia antara lain Jawa Timur, NTT, NTB, Papua serta Papua Barat," tuturnya.

Ia menambahkan AIP-Rural sendiri bernaung di bawah Bappenas yang artinya kegiatan dalam meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat itu adalah juga untuk mendukung program pemerintahan Presiden Jokowi-JK.

Lebih lanjut mantan wartawan salah satu koran lokal di NTT itu mengatakan ada empat program yang sudah dijalankan semenjak masuknya program tersebut ke lima provinsi di Indonesia.

Keempat program tersebut adalah Prisma yang bergerak di bidang pengembangan komoditas-komoditas unggulan, mulai dari ternak, sampai pada komoditas perkebunan.

Kemudian ada juga program yang disebut dengan Tirta yang bergerak di bidang pengairan sawah serta irigasi.

Program ketiga adalah Arisa, dimana program ini bergerak di bidang penelitian hasil pertanian dengan melibatkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan lembaga penelitian ilmu Australia yang bertujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian terapan yang dapat diadaptasikan untuk menjawab kebutuhan petani lokal.

Program yang terakhir adalah Safira. Program ini bertujuan memperkuat akses petani kecil ke layanan keuangan yang diperlukan, seperti modal kerja dan modal investasi bagi para petani yang sudah berhasil menerapkan program yang sudah diajarkan oleh AIP-Rural.

Lebih lanjut Patrisius mengatakan bahwa pihaknya tidak setelah mengajarkan melepaskan begitu saja semua program-program yang membuat para petani berhasil.

Namun pihaknya menyiapkan sejumlah pengusaha baik lokal dan dari luar untuk mau berinvestasi dengan para petani baik itu investasi hewan ternak, serta komoditas unggulan lainnya.

Lebih lanjut ia mengaku bahwa untuk NTT saat ini komoditas unggulan yang menjadi fokus pengembangan AIP-Rural dalam program Prisma adalah pada pengembangan Babi serta pengembangan jagung.

"Saat ini sudah berjalan dengan baik. Namun masih banyak petani kita atau petenak kita yang belum mengetahui program ini".

"Tetapi kami berharap agar kedepannya sebelum program pertama ini berakhir pada 2018 nanti semakin banyak petani serta investor yang mau datang dan berinvestasi di daerah kita dalam rangka meningkatkan kesejateraan petani kecil kita," demikian Patrisius.