Populasi Sapi Cukup Untuk Kebutuhan Konsumen

id ternak

Populasi Sapi Cukup Untuk Kebutuhan Konsumen

Populasi ternak sapi di NTT

"Dalam setahun terakhir (2016-pertengahn 2017) daerah ini telah mengantarpulaukan sapi potong ke Jakarta dan Kalimantan untuk memenuhi stok daging di sana," kata Damianus Adar.
Kupang (Antara NTT) - Dekan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Damianus Adar mengatakan populasi sapi di daerah ini cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam dan luar provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Dalam setahun terakhir (2016-pertengahn 2017) daerah ini telah mengantarpulaukan sapi potong ke Jakarta dan Kalimantan untuk memenuhi stok daging di sana," katanya di Kupang, Selasa.

Ia menyebut populasi ternak sapi di NTT berdasarkan hasil sensus ternak mencatat sapi perah, dan kerbau mencapai 32 dan kerbau 150,0 ribu ekor.

Ia mengatakan kabupaten yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 100 ribu ekor berturut turut adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) 167,8 ribu ekor, Kabupaten Kupang 151,2 ribu ekor dan Kabupaten Belu 111,2 ribu ekor.

Sementara itu sapi perah hanya terdapat di 3 kabupaten, yakni TTS 23 ekor Belu 5 ekor dan Kupang 4 ekor.

Sedangkan untuk kerbau, kabupaten dengan populasi lebih dari 13 ribu ekor berturut-turut adalah Sumba Timur 37,1 ribu ekor, Manggarai Barat 22,6 ribu ekor; dan Sumba Barat Daya 13,7 ribu ekor.

Secara pulau/kepulauan, sebagian besar populasi sapi potong terdapat di Pulau Timor 533,7 ribu ekor atau 68,5 Persen dari populasi sapi potong NTT.

Berikut Pulau Flores 132,4 ribu ekor (17,0 persen), Pulau Sumba 62,5 ribu ekor (8,0 persen), dan Kepulauan Lainnya (Alor, Lembata, Rote Ndao, dan Sabu Raijua) 50,1 ribu ekor (6,4 persen).

"Populasi ternak sapi tahun 2015 yang siap diantarpulaukan sebanyak 589.600 ekor. Ini bisa dipasok ke Jakarta. Hanya saja yang diinginkan adalah pengendalian dari pemerintah terutama melarang pengantarpulauan sapi betina produktif dan sapi yang beratnya di bawah 300 kg.

Dia khawatir kalau itu tidak dikendalikan bisa habis ketersediaan ternak. Sementara kebutuhan untuk DKI sekitar 70.000 ekor per tahun. 

Itu artinya usaha peternakan harus terus dikembangkan dengan skala besar, jika skala kecil, daerah ini kita tidak mampu. Sementara sisi kebutuhan untuk DKI Jakarta bisa dipenuhi daerah lain.

"Guna menjamin kontinuitas ketersediaan sapi di NTT, maka dalam jangka pendek yang harus dilakukan adalah pembibitan dan penggemukan. Untuk itu perusahaan tersebut harus mencari sapi peternak untuk penggemukan sambil mencari lokasi pembibitan," katanya.

Bukan cumaitu, ke depannya, yang harus kita lakukan di NTT adalah pembibitan, penggemukan, pengiriman sapi hidup dan pengolahan daging.

"Itu nantinya akan dilakukan oleh PT Flobamor Mandiri Jaya, sebuah anak perusahaan PT Flobamor yang bergerak di bidang peternakan. Ini untuk mengantisipasi PP Nomor 4 tahun 2016," jelasnya.