Pelabuhan Marina Ditawarkan Kepada Pengusaha Tiongkok

id investasi

Pelabuhan Marina Ditawarkan Kepada Pengusaha Tiongkok

Welly Rohimone

Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur akan menawarkan proyek pembangunan pelabuhan Marina kepada pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok.
Kupang (Antara NTT) - Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur akan menawarkan proyek pembangunan pelabuhan Marina kepada pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok.

"Kami sudah menyiapkan perencanaan di beberapa titik di wilayah NTT, dan kami akan menawarkan kepada pengusaha Tiongkok yang hadir dalam Forum Investasi di Kupang," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Welly Rohimone kepada Antara di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu terkait peluang investasi di sektor pariwisata yang bisa ditawarkan kepada pengusaha Tiongkok dalam Forum Investasi Kupang.

Puluhan pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok akan menghadiri Forum Investasi Kupang yang dilaksanakan pada Rabu (6/9) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Forum Investasi yang digelar di Kupang itu dilaksanakan atas kerja sama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Bali.

Menurut dia, ada beberapa lokasi untuk pembangunan Pelabuhan marina yang sudah disiapkan pemerintah yakni di Kabupaten Alor, Waikerang di Maumere dan Ende di Pulau Flores.

"Lokasi-lokasi inilah yang akan kami tawarkan kepada pengusaha Tiongkok untuk dibangun dan dikerjasamakan dengan Pemerintah NTT," katanya.

Dia mengatakan, pemerintah menawarkan pembangunan pelabuhan marina di provinsi berbasis kepulauan itu untuk mendukung sektor pariwisata, karena pembangunan sebuah pelabuhan marina membutuhkan anggaran yang cukup besar.

"APBD kami tidak mungkin membangun sebuah pelabuhan marina, begitupun pemerintah daerah tidak mungkin mengharapkan sumber pendanaan dari APBN," katanya.

Dia mengatakan, pembangunan pelabuhan marina sudah sangat mendesak untuk memenuhi permintaan kapal-kapal pariwisata yang melakukan kunjungan ke provinsi berbasis kepulauan itu.

Selama ini, kapal-kapal besar yang mengangkut para wisatawan mancanegara tidak bisa leluasa menyinggahi daerah-daerah di NTT karena tidak didukung dengan pelabuhan khusus kapal pesiar.

Kapal-kapal pesir ini terpaksa sandar di pelabuhan-pelabuhan bongkar muat, sehingga tidak bisa berlabuh terlalu lama karena mengganggung aktivitas bongkar muat di pelabuhan, katanya.

"Kalau kami memiliki pelabuhan marina, maka kapal-kapal pariwisata yang membawa wisatawan akan berlama-lama di NTT dan tentu akan mendorong perkembangan di sektor lain untuk maju dan berkembang," kata Wely Rohi Mone menambahkan.