Neraca Ekspor-Impor NTT Masih Defisit

id Ekspor-Impor

Neraca Ekspor-Impor NTT Masih Defisit

Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia

BPS NTT mencatat neraca perdagangan ekspor dan impor NTT sampai dengan Juli 2017 masih tetap defisit setelah sebelumnya juga mengalami defisit sebesar 28.160.993 dolar AS.
Kupang (Antara NTT) - Badan Pusat Statistik (BPS) NTT mencatat neraca perdagangan ekspor dan impor Nusa Tenggara Timur sampai dengan Juli 2017 masih tetap defisit setelah sebelumnya juga mengalami defisit sebesar 28.160.993 dolar AS.

"Neraca perdagangan ekspor NTT misalnya pada Juli 2017 senilai 2.094.167 dolar AS dengan volume sebesar 9.575,55 ton mengalami penurunan sebesar 5,43 persen dari ekspor bulan Juni 2017 sebesar 2.214.469 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia, di Kupang, Rabu (6/9).

Ia menyebut nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar 206.540 dolar AS dan ekspor non migas sebesar 1.887.627 dolar AS.

Dia mengatakan komoditas ekspor Provinsi NTT bulan Juli 2017 dikirim ke Timor Leste senilai 2.094.167 dolar AS.

Komoditas terbesar yang diekspor Provinsi NTT pada bulan Juli 2017 adalah kelompok komoditas garam, belerang, kapur senilai 471.473 Dolar AS.

Nilai ekspor ini turun 5,43 persen atau berkurang senilai 120.302 Dolar AS, jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Juni 2017 sebesar 2.214.469 dolar AS.

Bila dibandingkan dengan total ekspor pada periode yang sama (yoy) pada bulan Juli tahun 2016 sebesar 1.689.055, maka terjadi kenaikan sebesar 23,98 persen.

Pada bulan Juli 2017 nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 100.640 dolar AS dengan volume sebesar 390,80 ton.

"Pada bulan Juli 2017 komoditas impor Provinsi Nusa Tenggara Timur berasal dari Timor Leste senilai 100.640 dolar AS," katanya.

Ia mengatakan kelompok komoditas terbesar yang diimpor pada bulan Juli 2017 adalah kopi, teh, rempah-rempah senilai 80.552 dolar AS.

"Jika membandingkan kumulatif nilai ekspor sebesar 12.815.567 dolar AS terhadap kumulatif nilai impor sebesar 38.983.033, maka pada tahun 2017 terdapat defisit sebesar 26.167.466 dolar AS," katanya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2017 mencapai 93,59 miliar dolar AS atau meningkat 17,32 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas mencapai 84,83 miliar dolar AS atau meningkat 17,37 persen.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada periode tersebut naik 13,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 29,61 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 39,09 persen.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juli 2017 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 16,22 miliar dolar AS atau 17,34 persen, diikuti Jawa Timur 10,29 miliar dolar AS atau 10,99 persen dan Kalimantan Timur 9,77 miliar dolar AS atau 10,44 persen.