Dewan Apresiasi Warga Swadaya Bangun Ruang Kelas

id Rondo

Dewan Apresiasi Warga Swadaya Bangun Ruang Kelas

Winston Rondo

"Kami sangat apresiasi dengan tindakan warga Bipolo yang mampu membangun sembilan ruang kelas dengan anggaran sekitar Rp250 juta," kata Winston Rondo.
Kupang (Antara NTT) - Anggota Komisi V DPRD Nusa Tenggara Timur Winston Rondo mengapresiasi upaya warga Desa Bipolo di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang yang secara swadaya membangun sembilan ruangan kelas SMA Negeri 2 Sulamu di daerah itu.

"Kami sangat apresiasi dengan tindakan warga Bipolo yang mampu membangun sembilan ruang kelas dengan anggaran sekitar Rp250 juta," kata anggota F-Demokrat DPRD NTT itu di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan pembangunan secara swadaya itu patut dicontoh oleh masyarakat di wilayah provinsi kepulauan ini yang masih sulit mengakses bantuan pembangunan sekolah dari pemerintah.

"Ini pelajaran berharga berharga bagi pemerintahan Bupati Kupang Ayub Titu Eki, dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan," katanya.

Winston menilai kegiatan swadaya tersebut merupakan cambuk bagi pemerintah daerah yang tidak memiliki kepekaan terhadap kekurangan ruangan kelas bagi siswa di daerah ini.

Data menunjukkan bahwa hampir 70 persen sekolah-sekolah di NTT perlu mendapat rehabilisasi ringan dan berat, meski pemerintah sangat terbatas memiliki dana untuk memperbaikinya.

Winston Rondo yang telah berkunjung dan menyaksikan langsung pembangunan secara swadaya itu, mengaku salut dengan semangat gotong royong warga setempat.

"Biaya dikumpulkan secara patungan dari warga Bipolo dan sekitaranya untuk pengadaan material, kemudian peralatan tukang dan pengerjaannya dilakukan bersama-sama," katanya.

Secara terpisah, Pendiri Sekolah SMA Negeri 2 Sulamu Melkius Lasena mengatakan, pembangunan tersebut dilakukan secara swadaya karena sangat tidak memungkinkan untuk mendapat bantuan dana dari pemerintah.

Meskipun masih semi permanen, sembilan ruangan kelas yang telah dibangun secara swadaya itu sangat bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi kegiatan belajar mengajar (KBM).

Melkuis berharap adanya bantuan dari pemerintah, sehingga sekolah yang semi permanen itu ke depannya bisa menjadi permanen agar lebih memberi kenyamanan bagi siswa dan guru saat proses KBM berlangsung.

Menurut dia, keberadaan lembaga pendidikan menengah atas di Bipolo itu sangat membantu peserta didik lulusan SMP yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.

"Artinya, anak-anak yang tamat SMP langsung melanjutkan pendidikan SMA di Bipolo, tanpa harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk melanjutkan pendidikan SMA di kota kecamatan Sulamu," ujarnya.

Atas dasar itu, warga Bipolo secara swadaya pula membangun sembilan ruangan belajar SMAN 2 Bipolo untuk membantu anak-anak mereka yang tengah menuntut ilmu di SMA tersebut.