Hasrat Medah Hanya Ingin Berkuasa

id Golkar

Hasrat Medah Hanya Ingin Berkuasa

Dr Ahmad Atang MSi

Pengunduran diri Ibrahim Agustinus Medah dari jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur hanya untuk memenuhi hasratnya berkuasa.
Kupang (Antara NTT) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang MSi menilai pengunduran diri Ibrahim Agustinus Medah dari jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur hanya untuk memenuhi hasratnya berkuasa.

"Sikap politik Partai Golkar yang menetapkan Melkianus Laka Lena sebagai bakal calon Gubernur NTT periode 2018-2023 bukan untuk menjegal langkah Medah, sehingga ia memilih hengkang dari partai berlambang pohon beringin itu ke Partai Hanura," katanya menjawab Antara di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan hengkangnya Medah dari Partai Golkar kemudian lompat pagar ke Partai Hanura, hanya untuk memenuhi hasratnya berkuasa. "Namun, saya tidak terlalu yakin jika Hanura akan mengorbitkannya sebagai bakal calon Gubernur NTT," katanya menambahkan.

Ahmad Atang juga menyayangkan sikap politik Medah yang meletakkan seluruh atribut partai (Golkar) dan "pindah kamar" ke Partai Hanura sebagai kader baru di tengah geliat politik yang terus mengencang menuju suksesi Gubernur NTT pada pemilu 2018.
 
"Tapi apa iya, Hanura akan mengakomodirnya sebagai bakal calon Gubernur NTT? Ini yang menjadi pertanyaan besar buat saya. Jangan sampai hasratnya berkuasa (jadi Gubernur NTT) tidak kesampaian," katanya dalam nada tanya.

Pertimbangan Golkar
Ahmat Atang melihat bahwa DPP Partai Golkar menunjuk Melkianus Laka Lena untuk maju dalam ajang pemilihan umum Gubernur NTT pada 2018, bukan tanpa kalkulasi politik.

"Sudah dua kali Medah ikut dalam ajang Pilgub NTT dan kalah terus. Tentu hal ini yang menjadi pertimbangan Partai Golkar untuk mencalonkannya yang ketiga kali," katanya. 

Atas dasar itu, Partai Golkar kemudian memalingkan harapan kepada Laka Lena untuk maju sebagai bakal calon Gubernur NTT menggantikan Medah yang terus mengalami kekalahan dalam ajang Pilgub NTT yang sudah dua kali berlangsung ini.

"Golkar mungkin memiliki pertimbangan lain, sehingga mendorong Laka Lena maju dalam ajang Pilgub NTT tersebut. Namun, partai harus bekerja ekstra, karena secara riil politik, Laka Lena belum terlalu populer di mata pemilih NTT," katanya.