Paket Medah-Adinda Hanya Mencari Bentuk

id medah

Paket Medah-Adinda Hanya Mencari Bentuk

Dr Ahmad Atang MSi

Wacana menyandingkan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Ibrahim Agustinus Medah-Lusia Adinda Lebu Raya hanya untuk mencari bentuk saja.
Kupang (Antara NTT) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi berpendapat wacana menyandingkan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Ibrahim Agustinus Medah-Lusia Adinda Lebu Raya hanya untuk mencari bentuk saja.

"Paket Medah-Adinda menurut saya hanya wacana untuk mencari bentuk saja yang pada akhirnya akan buyar," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Sabtu, terkait wacana duet mantan Ketua DPD Partai Golkar NTT, Ibrahim Agustinus Medah-Lusia Adinda Lebu Raya dan peluang paket dalam Pilgub 2018.

Saat ini, pasangan Ibrahim Agustinus Medah-Lusian Andinda Lebu Raya yang juga istri Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya itu sedang dalam perbincangan hangat di masyarakat.

Menurut dia, wacana paket seperti ini menggambarkan polarisasi politik berbasis etnis/geopolitik dan agama cukup kuat.

Hanya saja, konfigurasi seperti ini di NTT secara faktual bukan merupakan problem politik primordialis tetapi justru memperkuat politik identitas yang berbasis multikulturalisme.

Terlepas dari itu, sudah hampir dipastikan bahwa pasangan calon yang sudah permanen adalah Eston Foenay-Chris Rotok melalui koalisi antara Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Pasangan ini berlatar belakang birokrat-politisi yang sarat pengalaman sehingga patut diperhitungkan, sedang paket Medah-Adinda hanya wacana untuk mencari bentuk yang pada akhirnya akan buyar dengan sendirinya.

Menurut dia, paket Medah-Adinda mempunyai kesulitan pada dukungan partai koalisi apalagi Medah tidak lagi menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar NTT karena sudah mengundurkan diri dan hengkang ke Partai Hanura.

"Kalau pun Medah diakomodir oleh Partai Hanura, maka harus bekerja ekstra untuk menggaet partai lain membangun koalisi," ujarnya. 

Mengenai paket Benny Kabur Harman-Benny Litelnoni, menurut dia, cukup ideal namun ada kesulitan pada membangun koalisi karena modal politik hanya lima kursi (Partai Demokrat) dan untuk mencari delapan kursi itu butuh negosiasi bersyarat.

Sementara untuk koalisi Golkar-Nasdem, dia melihat, cukup komplit untuk menyandingkan Jacky Uly-Melkianus Laka Lena, namun kedua figur ini belum begitu populis, sehingga dibutuhkan marketing politik yang agresif.