NTT Ekspor Bawang Merah ke Timor Leste

id Bawang

NTT Ekspor Bawang Merah ke Timor Leste

Kementerian Pertanian genjot produksi bawang merah di NTT untuk ekspor ke Timor Leste ((HO/Kementerian Pertanian))

"Menurut Direktur STO Ditjen Hortikultura, bawang merah di Malaka berkualitas sangat baik dan layak ekspor selain bernas, warna cerah merona serta dibudidayakan secara organik," kata Ani Andayani.
Jakarta (Antara NTT) - Kementerian Pertanian terus memaksimalkan potensi pertanian di daerah perbatasan, yang salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai, Sapi Indukan Wajib Bunting dan Penguatan Lumbung Pangan Perbatasan Berorientasi Ekspor.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani, Senin, mengatakan Kementan kini berupaya menggenjot produksi bawang merah di NTT untuk ekspor ke Timor Leste, setelah sukses meningkatkan luas tambah tanam padi dan luas tambah tanam jagung di periode oktober 2016 - Maret 2017 yang masih lanjut menuju swasembada.

"Menurut Direktur STO Ditjen Hortikultura, bawang merah di Malaka yang dikunjunginya beberapa hari lalu, itu berkualitas sangat baik dan layak ekspor selain bernas, warna cerah merona serta dibudidayakan secara organik," kata Ani yang juga Penanggung Jawab Program Upsus Wilayah NTT, melalui keterangan tertulisnya.

Dia menyebutkan, sekitar 200 ton bawang merah hasil panen raya para petani di Kabupaten Malaka, sejak pekan pertama Agustus, rencananya sebagian bakal di ekspor ke Timor Leste.

Daerah di NTT yang menjadi lokasi penanaman bawang merah, yakni Kabupaten Malaka dan Belu. Di Malaka, telah dilakukan panen raya di Desa Fafoe. Kemudian, bawang merah jenis tuk-tuk di Desa Kabuna, Kabupaten Belu, telah dilakukan panen perdana.

Hasil panen tersebut merupakan pendampingan teknologi dan inovasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT dengan rerata produksi hasil ubinan mencapai 13.28 ton per hektar.

Hal ini sekaligus menegaskan, bahwa NTT yang selama ini dikenali identik dengan kering dan hanya ada  jagung, sekarang ini dengan terobosan program Upsus Kementan kemudian bisa ditanami komoditas lain secara baik termasuk bawang merah dan bahkan bunga krisan.

"Sudah mulai banyak sawah beririgasi terhampar dalam kawasan. Bahkan, ada yang satu kawasan bertaut sampai 4.000 hektare yaitu di Lembor, Kabupaten Manggarai Barat," ujarnya.

Ani menambahkan, capaian tersebut membuktikan, NTT juga bisa menghasilkan komoditas bernilai tambah melalui sentuhan program yang pro petani sekaligus menjadi etalase bagi negara tetangga.

Penguatan Lumbung Pangan Perbatasan Berorientasi Ekspor sendiri diprogramkan di Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara.

Bawang merah organik jenis tuk tuk menjadi salah satu komoditas yang banyak ditanam di kabupaten perbatasan mengingat banyak pula ditemukan di Pasar Taebesi Timor Leste karena diminati masyarakat setempat.

"Bawang putih juga ke depan pada saatnya akan mungkin ditumbuhkan di NTT mendukung ketersediaannya untuk berkontribusi menuju swasembada bawang putih nasional di 2019," tandas Ani.