Kupang (Antara NTT) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi berpendapat, wacana paket bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023, Jacki Uly-Melkianus Laka Lena kurang populis.
"Bagi saya, kedua figur ini belum begitu populis, sehingga dibutuhkan marketing politik yang agresif untuk bisa memenangkan paket ini," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Sabtu
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan wacana paket Jacki Uly-Melkianus Laka Lena yang akan diusung koalisi Partai Golkar-Nasional Demokrat dalam arena Pilgub 2018 mendatang.
Menurut dia, jika Partai Golkar-NasDem berkoalisi tentu paket ini punya modal politik yang cukup komplit dalam mendukung pasangan Jacki Uly-Melkianus Laka Lena.
Hanya saja, hanya saja kedua figur ini belum begitu populis, maka dibutuhkan marketing politik yang agresif, katanya menambahkan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah( DPW) Partai NasDem Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleks Take Ofong secara terpisah mengatakan, Partai Golkar dan Nasional Demokrat (NasDem) sudah menyepakati untuk berkoalisi mengusung pasangan calon Jacki Uly-Melkianus Laka Lena dalam pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada 2018.
"NasDem sudah pastikan bakal calon gubernur Jacki Uly dan bakal calon wakil gubernur Melki Laka Lena dari Golkar," katanya.
Menurut dia, Partai NasDem hanya memiliki delapan kursi sementara syarat untuk mengajukan bakal calon yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) minimal 13 kusri di parlemen.
Artinya, harus koalisi dan komunikasi dengan Partai Golkar yang memiliki 11 kursi di DPRD sudah final. Tinggal menunggu jadwal untuk melakukan deklarasi pasangan calon, kata anggota DPRD NTT ini.
Dia juga menegaskan, tidak ada lagi proses survey bagi bakal calon gubernur yang akan di usung Partai NasDem.
"Tidak ada survei lagi. NasDem sudah pastikan bakal calon gubernur adalah mantan Kapolda NTT, Jacki Uly dan bakal calon wakil gubernur, Melki Laka Lena dari Golkar," katanya menjelaskan.
Pasangan Jacky-Melkianus Kurang Populer
Pengamat politik Ahmad Atang
"Bagi saya, kedua figur ini belum begitu populis, sehingga dibutuhkan marketing politik yang agresif untuk bisa memenangkan paket ini," kata Ahmad Atang.
