NTT Miliki 74 Pelabuhan Laut

id pelabuhan

NTT Miliki 74 Pelabuhan Laut

Aktivitas pelabuhan Larantuka di Kabupaten Flores Timur (Antara NTT)

Pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi NTT terus bergeliat membangun dermaga atau pelabuhan laut di NTT untuk mendukung pembangunan ekonomi rakyat.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Richard Djami menyatakan terus mengoptimalkan pemanfaatan sekitar 74 pelabuhan laut untuk pelayaran kapal motor dengan melengkapi fasilitas yang dibutuhan.

"Hingga saat ini baru 14 dari 74 pelabuhan laut yang dimanfaatkan untuk melayani penumpang di daerah dengan jumlah pulau sebanyak 655 baik yang sudah diberi nama sebanyak 432 pulau dan sisanya 134 pulau belum diberi nama, termasuk kapal-kapal milik PT Pelni (Persero)," katanya di Kupang, Minggu.

Mantan Kepala Dinas Kominfo NTT itu mengatakan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi NTT terus bergeliat membangun dermaga atau pelabuhan laut di NTT.

Bahkan, katanya, hingga saat ini Provinsi NTT memiliki sedikitnya 74 pelabuhan laut dengan beberapa kualifikasi. Meskipun baru 14 yang dimanfaatkan secara maksimal.

"Ada pelabuhan pengumpan lokal 28 buah, pengumpan regional 28 buah juga dan pelabuhan pengumpul ada 17 buah dan pelabuhan utama hanya satu yakni Pelabuhan Tenau Kupang," kata mantan Kepala Biro tata Pemerintahan Setda NTT itu.

Kondisi ini (banyaknya pulau dan sarana prasarana), kata dia, membuktikan bahwa provinsi NTT adalah provinsi kepulauan.

Karena itu, lanjut dia, transportasi laut menjadi salah satu moda transportasi yang ideal di NTT. Konsep Tol Laut pemerintah cocok untuk NTT.

"NTT butuh `tol` yang menghubungkan pulau-pulaunya. Namun, sejauh ini masih jauh dari harapan. Sebagian besar pelabuhan yang dibangun belum dimanfaatkan dengan baik. Selain masalah infrastruktur pendukung, jumlah armada yang menyinggahi pelabuhan di NTT juga masih sangat minim. Butuh terobosan untuk mengatasi persoalan ini," katanya.

Terobosan ini penting karena selain KMP yang ada perairan NTT juga dilewati kapal-kapal milik PT Pelni seperti KM Umsini, KM Bukit Siguntang, KM Awu, Sirimau, dan KM Wilis yang selama ini melintasi wilayah perairan NTT dan luar NTT untuk melayani penumpang baik pada hari biasa maupun hari besar keagamaan seperti Lebaran dan Natal serta Tahun Baru.

Selama ini dari fasilitas yang tersedia itu kapal-kapal motor terebut itu lebih cenderung mampir di satu pelabuhan laut internasional dan sembilan pelabuhan laut nasional.

"Termasuk sembilan pelabuhan regional dan 22 pelabuhan lokal yang disinggahi kapal penumpang milik Pelni, armada pelayaran rakyat, armada perintis dan kapal penyeberangan ferry," katanya.

Karena itu ke depan pihaknya terus berupaya untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan sarana dan prasarana itu dengan membagi jadwal dan rute pelayaran yang menyebar dan kebijakan lainnya.

Menurut dia, sistem di pelabuhan harus memiliki pengatur sistematis bagi kegiatan di pelabuhan, yang juga harus diikuti oleh SDM mumpuni sehingga operasional kegiatan di pelabuhan bisa dilakukan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari.

Jadi perlu ada semacam tindakan "post-custom" yaitu adanya perhitungan jelas tentang kegiatan pasca pelabuhan.

"Artinya, ada upaya untuk `maintenance` investor yang telah menggunakan jasa pelabuhan di Indonesia. Tujuannya, agar investor kembali lagi menggunakan jasa pelabuhan di Indonesia yang semakin kompetitif," katanya.