Pemerintah Optimistis Krisis Air Segera Teratasi

id Raknamo

Pemerintah Optimistis Krisis Air Segera Teratasi

Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, NTT (Foto ANTARA)

"Kami optimistis, kriris air yang terus mendera masyarakat saat tibanya musim kemarau, akan segera teratasi dengan beroperasi Bendungan Raknamo pada Desember 2017 nanti," kata Hendrik Paut.
Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur menyatakan optimistis akan mengatasi krisis air yang terus mendera masyarakat kabupaten itu setelah berfungsinya Bendungan Raknamo pada Desember 2017.

"Kami optimistis, kriris air yang terus mendera masyarakat saat tibanya musim kemarau, akan segera teratasi dengan beroperasi Bendungan Raknamo pada Desember 2017 nanti," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang Hendrik Paut ketika dihubungi Antara di Kupang, Kamis.

Hendrik Paut mengatakan hal itu terkait langkah strategis dilakukan pemerintah Kabupaten Kupang dalam mengatasi kriris air di wilayan itu, menyusul segera diresmikanya Bendungan Raknamo di Kecamatan Amabi Oefeto, sekitar 10 kilometer dari Oelamasi oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2017.

Paut mengatakan krisis air bersih yang terjadi pada musim kemarau sangat dirasakan warga Oesao, Kecamatan Kupang Timur, karena masih ditemukan ada warga setempat yang mengambil air sungai untuk kebutuhan rumah tangga .

"Warga di Oesao masih mengambil air kali untuk kebutuhan rumah tangga. Kondisi seperti itu tidak terjadi lagi apabila Bendungan Raknamo sudah berfungsi akhir tahun ini karena pemerintah Kabupaten Kupang akan membangun jaringan perpipaan air bersih hingga ke rumah penduduk setelah Bendungan Raknamo berfungsi," tegas Paut.

Krisis air bersih juga selalu dialami warga di kawasan Baubau, Oebelo, Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah. "Kita harapkan persoalan air bersih ini akan segera teratasi," kata Paut.

Selain membangun rencana membangun infrastruktur air bersih, kata Paut, pemerintah Kabupaten Kupang sedang menyusun program pembangunan jaringan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk pembangunan sektor pertanian.

Jaringan irigasi yang dibangun, lanjut Paut, lebih diarahkan kebeberapa lokasi persawahan di antaranya kawasan persawahan Oesao, Naibonat, Pukdale dan Tuatuka serta di kawasan persawahan di Baubau.

"Dengan ketersediaan air yang banyak maka petani lebih mengoptimalkan pengolahan lahan persawahan yang ada sehingga hasil panen lebih banyak dan kesejahteraan petani meningkat ," demikian Hendrik Paut.