NTT Berbenah Sambut Wisman dari Australia

id pariwisata

NTT Berbenah Sambut Wisman dari Australia

Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu (tengah) bersama Ketua Komisi II DPRD NTT Yucundianus Lepa (kiri) saat berkunjung ke Konjen RI di Sydney, Australia. (Foto Ist)

Pemerintah NTT terus membenahi sektor pariwisata sebagai sektor prioritas, sekaligus menjadi wahana untuk menyambut wisatawan asing dari Australia pascakunjungan pejabat pariwisata NTT ke negeri Kanguru itu.
Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur terus membenahi sektor pariwisata sebagai sektor prioritas, sekaligus menjadi wahana untuk menyambut wisatawan asing dari Australia pascakunjungan pejabat pariwisata NTT ke negeri Kanguru itu.

"Pembenahan itu dimulai dari regulasi yang sederhana, mudah dan murah, penciptaan situasi yang aman dan nyaman dan pelayanan yang penuh ramah, sehingga membuat wisatawan asing lebih betah tinggal di NTT," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Jumat.

Ia dihubungi pascakunjungan kerja ke Australia dan Malaysia dan rencana kerja yang akan dibangun NTT dan Australia menyonsong dibukanya kembali jalur penerbangan Kupang-Dili-Darwin serta rencana  pencapaian target kunjungan wisatawan ke NTT 2017 dan target nasional 2019.

Ia mengatakan pada saat kunjungan ke Australia, Dinas Pariwisata NTT telah meminta para pelaku bisnis pariwisata maupun Pemerintah Australia untuk menjajaki peluang bisnis pariwisata dengan Nusa Tenggara Timur.

"Kami sudah menyampaikan harapan-harapan tersebut saat berlangsungnya pertemuan bisnis dengan pihak Australia yang difasilitas oleh Konsulat Jenderal RI di Sydney, dengan melibatkan pula pihak Kementerian Pariwisata serta mitra kerja Dinas Pariwisata dari Komisi II DPRD NTT yang diwakili Yucundianus Lepa," katanya.

Ia mengatakan, melalui pertemuan itu pihaknya memaparkan berbagai potensi dan kekayaan pariwisata unggulan yang ada di Provinsi Selaksa Nusa itu seperti infrastruktur parwisata, sarana prasarana, hingga pemberdayaan sumber daya manusia di sektor pariwisata.

"Aspek-aspek seperti ini yang kita minta untuk dijajaki para pelaku usaha dari Australi melalui investasi maupun menjadi sasaran program-program pemberdayaan dari Pemerintah Australia," katanya.

Selain itu, katanya pertemuan bisnis semacam itu juga dimanfaatkan untuk promosi destinasi wisata unggulan yang sudah tersohor maupun yang tengah dikembangkan untuk menyedot sebanyak mungkin minat pengunjung dari negeri asal Kanguru itu ke NTT.

Misalnya, destinasi bahari (pantai indah) yang tengah dikembangkan di antaranya Pulau Adonara, suatu tempat wisata yang belum terjamah di NTT. Pantai berpasir putih dan senyum ramah penduduk Adonara, melengkapi kecantikan pulau yang berada di sebelah timur Pulau Flores itu.

Pulau Adonara terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini ada di sebelah timur Pulau Flores dan masuk dalam wilayah Kabupaten Flores Timur. Banyak orang yang belum pernah mendengar nama pulau tersebut.

Pariwisata di sana yang belum berkembang dan belum tereksploitasi. Tetapi di satu sisi, hal ini menyimpan berkah selama perjalanan dengan ingin menikmati alam yang benar-benar masih perawan.

"Untuk dapat menuju ke Adonara, kita harus terlebih dulu transit di Kupang ataupun Maumere. Jika waktu menjadi salah satu pertimbangan, pelancong bisa dapat langsung melakukan perjalanan menggunakan penerbangan pesawat Transnusa ataupun Susi Air yang terbang langsung dari Kupang ke Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur," katanya.

Namun, katanya bila waktu lebih longgar dan ingin menikmati pemandangan alam Flores yang terkenal sebagai Pulau Bunga, bisa menaiki pesawat ke Maumere. Perjalanan Maumere-Larantuka memakan waktu sekitar 4 jam.

Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhkan keindahan alam khas Si Pulau Bunga. Di mana jalan yang berliku berpadu dengan hamparan bukit hijau kekuningan. Dari Larantuka, dapat melanjutkan perjalanan dengan kapal motor ke Waiwerang yang menjadi kota terbesar di Adonara.

Wisata alam yang ditawarkan di Adonara cukup beragam, mulai dari gunung sampai pantai ada. Pulau Adonara, mempunyai banyak pantai dan bahkan belum diberi nama yang jelas dan belum diurus layaknya tempat wisata.

"Jangan berharap ada gerbang masuk tempat wisata yang layak disertai berbagai fasilitas, seperti makanan dan minuman. Semua harus kita siapkan sendiri. Infrastruktur jalan di lokasi ini juga sudah cukup baik, meski belum mencakup seluruh daerahnya," katanya.

Karena pulau yang tidak terlalu luas, kita dapat menikmati banyak pantai dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, tidak disarankan untuk snorkeling ataupun diving di sini. Larangan ini ada karena lokasi lepas pantai yang ada di antara Pulau Flores dan Lembata, sering terdapat pusaran arus dan arus bawah yang deras.

Wajah penduduk Pulau Adonara terkadang terlihat keras. Tapi ternyata, di balik garis wajah yang keras, tersembunyi senyum ramah khas masyarakat Indonesia Timur.

Banyak turis yang datang ke Adonara sebagai tambahan wisata saat mengikuti acara Semana Santa saat perayaan Paskah di Larantuka. Ada juga traveler yang transit sebelum pergi ke desa perburuan ikan paus di Lembata. Dengan sedikit usaha menembus hutan dan jalanan yang berbatu, kita tidak akan menyesal karena pantai pasir putih Adonara siap menyambut kita. 

Berbasiskan jasa
Ia menambahkan pihaknya juga akan terus mendorong pembangunan sektor pariwisata di daerah ini sebagai salah satu daya pikat untuk menjadikan perekonomian Nusa Tenggara Timur berbasiskan jasa.

Marius menilai ekonomi NTT selama ini masih berbasis produksi, sehingga perlu dipadukan dengan ekonomi berbasis jasa.

Dia mengatakan kunjungan wisatawan domestik dan internasional ke NTT terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan konektivitas udara, darat, dan laut yang semakin lancar dari berbagai arah. 

Bandara El Tari di Kupang dan Bandara Komodo di Labuan Bajo kini disiapkan melayani penerbangan internasional melalui pola charter flight maupun regular flight. 

Karena itu, berbagai event pariwisata berskala lokal, nasional, regional maupun internasional seperti Tour de Flores dan Tour de Timor, sebagai bagian dari strategi Dinas Pariwisata NTT untuk menduniakan NTT. 

"Terobosan baru yang kita lakukan, adalah membangun kerja sama dengan Carnival Shipping Line, dan Operator Cruise terbesar di dunia agar rutin mendaratkan kapal pesiarnya di NTT," katanya. 

Selama ini, kata Marius, home port kapal pesiar dunia di Singapura dan Indonesia hanya lewat saja sehingga keuntungan ekonomisnya dinikmati Singapura. Pemerintah akan bangun home port cruise di Labuan Bajo dan call-call port di sejumlah kabupaten di NTT.

Pemerintah Provinsi NTT juga ikut menjemput bola membahas kerja sama investasi bangun infrastruktur pariwisata dengan Spanyol dan pelaku ekonominya. 

"Kontennya akan kita bahas di Kupang, lalu diajukan ke Bappenas untuk merancang skema bantuan luar negeri. Kita juga terus melatih pemandu wisata sebagai ujung tombak kemajuan pariwisata NTT," katanya.

Ia menambahkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia telah melayani sejumlah kota kabupaten di NTT, sehingga menjadi daya dorong tersendiri dalam membangun konektivitas udara sebagai rangsangan untuk memancing wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke NTT.

Pemerintah saat ini, kata Marius, sedang memperpanjang dan memperlebar bandara-bandara di NTT serta menyiapkan fasilitasnya, serta paket stimulus untuk maskapai penerbangan nasional/internasional yang terbang langsung ke Bandara El Tari Kupang dan Komodo di Labuan Bajo. 

"Paket stimulus ini bertujuan agar dua bandara internasional ini dimanfaatkan maksimal untuk mencapai target kunjungan wisatawan asing 15 juta dalam tahun ini serta 20 juta pada 2019. Kita harapkan Garuda Indonesia menjadi perintis memanfaatkan paket stimulus tersebut," katanya. 

Dengan demikian, katanya, NTT yang kaya destinasi wisata dan ekonomi kreatif ini terus dipromosikan ke pentas nasional dan dunia internasional. 

"Tugas kita adalah memperbanyak event seni budaya, sport tourism , agar wisatawan bisa lebih lama tinggal di wilayah provinsi kepulauan ini," katanya.

Dalam hitungannya, pembangunan industri pariwisata di NTT akan sulit berkembang karena wilayahnya luas dan akses pasar belum ada. 

"Bagaimana Anda dapat membalikkan opini tersebut menjadi peluang? Ini yang mendorong kami untuk terus kreatif dalam menggagas berbagai event besar sebagai daya tarik wisatawan," ujarnya.