Jalan Lingkar Raknamo Masih Terkendala Semen

id Semen

Jalan Lingkar Raknamo Masih Terkendala Semen

Macetnya pasokan semen dari Pabrik Semen Kupang ikut mempengerahui pembangunan jalan lingkar luar Bendungan Raknamo yang masih tersisa sekitar 500 meter. (Foto Ist)

"Masih ada sisa sekitar 500 meter jalan yang belum tersambung, karena masih terkendala dengan pasokan semen dari PT Semen Kupang," kata Agus Sosiawan.
Oelamasi (Antara NTT) - Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Agus Sosiawan mengatakan pembangunan jalan lingkar Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur terkendala pasokan semen dari industri PT Semen Kupang.

"Masih ada sisa sekitar 500 meter jalan yang belum tersambung, karena masih terkendala dengan pasokan semen dari PT Semen Kupang," katanya kepada wartawan di Kantor Operasional Bendungan Raknamo, sekitar 20 kilometer dari Oelamasi, ibu kota Kabupaten Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan total ruas jalan lingkar Bendungan Raknamo sepanjang 8.700 meter, namun masih tersisa sekitar 500 meter yang belum dibangun karena terkendala pasokan semen dari PT Semen Kupang.

Pembangunan jalan lingkar luar Bendungan Raknamo di atas areal seluas sekitar 243,39 hektare yang semula berada dalam kawasan hutan produksi Terbatas Sisimeni Sanam.

Sosiawan menjelaskan, selama ini sudah ada kesepakatan antara PT Semen Kupang dengan PT Waskita Karya (Persero) terkait pasokan semen untuk pembangunan Bendungan Rakanamo yang dimulai sejak 2014 itu.

"Namun saat ini pasokan tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan PT Waskita Karya sebagai pelaksana pembangunan bendungan ini, karena industri PT Semen Kupang sedang tidak berproduksi," katanya.

Ia menjelaskan, jika kebutuhan semen dikonversikan dalam hitungan 1.200 meter titik beton, dengan satu titik beton memanfaatkan sekitar 400 kilo semen maka dibutuhkan sekitar 480.000 lebih ton semen.

"Itulah kendala yang kami hadapi saat ini. Kami juga sudah sampaikan kepada Gubernur NTT (Frans Lebu Raya, red) terhadap kendala kelangkaan Semen Kupang saat ini," katanya.

Namun, lanjutnya, pihak kontraktor pelaksana tetap menyiasati kelangkaan semen tersebut karena progres pembangunan sudah ditargetkan harus selesai dalam tahun 2017 ini untuk persiapan tahap penggenangan air (impounding).

"Dari kontraktornya juga tentu tidak tinggal diam, kalau sampai batas waktu tertentu tidak bisa memenuhi maka menggunakan alternatif pasokan lain seperti Semen Gresik, Tonasa atau produksi industri semen lainnya," katanya.

Sejalan dengan itu, Penanggung Jawab Bidang Engineering PT Waskita Karya (Persero) Antok mengakui kendala proses penyelesaian Bendungan Raknamo terutamama pada kebutuhan material semen.

"Pasokan semen tidak seperti yang kami perkirakan saat awal, karena macetnya satu-satunya industri di NTT itu menjadi kendala yang vital bagi kami," katanya.

Untuk itu, pihaknya untuk sementara menyiasati pengadaan semen dengan pembelian dalam jumlah terbatas, yakni dalam bentuk zak-zakan.

Namun, karena Semen Kupang merupakan produk yang sangat dibutuhkan untuk berbagai pembangunan di daerah ini maka pihaknya juga harus berebut dengan pihak lainnya di pasaran.

"Istilahnya kita berebut jadi dapat zak-zakan juga tidak banyak, kemudian prosesnya juga lebih panjang jadi sehingga mengejar progres pembangunan setiap hari kami cukup keteteran dari sisi kecepatan," katanya.

Menurut Antok, jika pasokan semen setiap hari terjamin maka sangat membantu, namun ia memastikan tetap disiasati mengingat proyek yang dikerjakan tidak hanya bagian beton jalan, namun juga sejumlah bagian penting lainnya untuk mendukung konstruksi bendungan itu.

"Kalau pasokan sesuai kebutuhan maka sebenarnya untuk sisa jalan lingkar sekitar 500 meter ini bisa kami selesaikan dalam tiga hari," kata Antok menambahkan.