PKB Gelar Tabayun Konstitusi

id PKB

PKB Gelar Tabayun Konstitusi

PKB Gelar Tabayun Konstitusi

"Ada sekitar 250 kiai yang selama ini kebanyakan jarang bersuara, akan bersama-sama membahas soal konstitusi untuk kebaikan negeri," kata Karding..
        Jakarta (Antara NTT) - Partai Kebangkitan Bangsa akan menggelar Halaqoh Tabayun Konstitusi, upaya para kiai untuk memperjelas posisi konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pada Senin (28/11), kata Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Kadir Karding.

        "Ada sekitar 250 kiai yang selama ini kebanyakan jarang bersuara, akan bersama-sama membahas soal konstitusi untuk kebaikan negeri," kata Karding di Jakarta, Minggu.

        Dia menjelaskan, para ulama yang terlibat dalam tabayun konstitusi itu terdiri dari kiai-kiai ahli fiqh, hukum keagamaan, dan paham persoalan sosial kemasyarakatan.

        Karding mengatakan, beberapa isu pokok yang dibahas para ahli fiqih dalam halaqoh ulama rakyat itu antara lain, menimbang kembali relevansi GBHN dalam sistem ketatanegaraan.

        "RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), RUU Larangan Minuman Beralkohol (LMB), RUU Narkotika dan Psikotropika, serta terkait 'full day school' yang dihubungkan dengan RUU Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren," ujarnya.

        Menurut dia, untuk memperkaya proses kajian yang dilakukan, para kiai didampingi narasumber yang ahli di bidangnya sebagai mitra diskusi.

        Dia menjelaskan, para ahli itu antara lain, Yudi Latif terkait GBHN, Barda Nawawi terkait RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Dadang Hawari membahas RUU Larangan Minuman Beralkohol (LMB), RUU Narkotika dan Psikotropika.

        "Sedangkan untuk membahas RUU Perubahan tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dalam perspektif Ancaman NKRI ada mantan pejabat BIN As'ad Ali. Lalu Masdar Farid Mas'udi terkait urgensi RUU Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren," katanya.

        Karding berharap acara itu dapat menyaring ide-ide para kiai untuk meneguhkan pembangunan yang sudah baik, dan memberi masukan kritis terhadap yang kurang baik.

        Selain itu dia berharap melalui acara itu, para kiai tidak hanya dijadikan sebagai "pemadam kebakaran", saat terjadi gejolak sosial.

        "Pertemuan halaqoh di Jakarta akan diikuti dengan rangkaian pertemuan serupa oleh para kiai ahli fiqh di tiap-tiap provinsi di Indonesia," ujarnya.