Kemenparkreatif Gelar Festival Wisata Perbatasan "Timoresia"

id budaya dua negara

Kupang (Antara NTT) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar festival wisata perbatasan Timor Leste Indonesia (Timoresia) di Atambua, ibu Kota Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur 26-27 Oktober 2012 dengan melibatkan para seniman ke dua negara.

"Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktoral Jenderal Pemasaran Pariwisara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai ajang promosi destinasi di wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M Faried di Kupang, Senin.

Faried mengatakan hal itu dalam rapat koordinasi antara pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas/Badan dan Lembaga terkait di Kupang, guna pelaksanaan kegiatan wisata tersebut.

Menurut dia, tujuan dari kegiatan itu untuk meningkatkan dan menumbuhkembangkan tali persaudaraan antarpemerintah dan masyarakat ke dua negara yang bertetangga, sekaligus dapat meningkatkan hubungan kerjasama dalam segala aspek termasuk pariwisata, ekonomi kreatif sosial dan budaya ke dua negara.

"Ada keinginan kuat dari pemerintah untuk terus meningkatkan dan menumbuhkembangkan tali persaudaraan antarpemerintah dan masyarakat ke dua negara yang bertetangga, sekaliguss dapat meningkatkan hubungan kerjasama dalam segala aspek termasuk pariwisata, ekonomi kreatif sosial dan budaya ke dua negara," katanya.

Selain itu, kegiatan itu juga akan meningkatkan arus "inbound" pasar perbatasan dan menciptakan kerja sama lintas batas dan zona damai dalam "joint collaborativee culture ever Indonesia-Timor Leste".

Dengan demikian antara Timor Leste dan Indonesia bisa menjadi salah satu sasaran bidik sebagai kawasan budaya dan seni oleh sejumlah penikmatnya dari sejumlah negara seperti Australia dan negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Ia mengatakan perkembangan istimewa yang amat berarti dalam tahun ini, karena festival ini berkaitan langsung dengan kegiatan pariwisata yang bisa mendatangkan wisman untuk berkunjung ke daerah perbatasan.

Ia menambahkan untuk penyelenggaraannya dilakukan kerja sama dengan pihak-pihak Timor Leste {joint colaborative culture event) yang mendapat dukungan dari pemerinttah daerah NTT dan Kabupaten Belu.

"Berbagai acara yang akan digelar adalah konser musik, pertunjukan seni dan budaya, pacuan kuda, pameran produk, musik suling bambu, padar malam dan bazaar dan lainnya yang sifatnya menghibur," katanya.

Ia mengatakan hal tersebut terkait pengelolaan potensi di daerah perbatasan untuk pengembangan dan percepatan pembangunan dan ekonomi masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan dan membuka lapangan kerja baru bagi warga perbatasan, sehingga target percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, bisa tercapai.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan selain pengembangan pariwisata di perbatasan, pemerintah Timor Leste menawarkan kerja sama pengembangan kawasan perbatasan untuk pembangunan infrastruktur, energi, minyak dan gas, transportasi laut dan darat, pertanian dan perikanan.

"Pemerintah Timor Leste mengusulkan dibentuknya `Development of Regional Integrated Economic Approach` di daerah perbatasan antara Timor Leste dan provinsi Nusa Tenggara Timur," ujarnya ketika menjelaskan pokok pembicaraan kunjungan kerja Menteri Ekonomi dan Pembangunan Timor Leste di Jakarta.