Kupang, NTT (ANTARA) - Misi Dagang Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang digelar di Aston Kupang Hotel & Convention Center, Kota Kupang, mencatatkan nilai transaksi lebih dari Rp1,8 triliun.

“Sampai dengan pukul 14.00 WITA, nilai transaksi telah mencapai lebih dari Rp1,8 triliun. Transaksi di NTT menjadi yang tertinggi dari 46 misi dagang yang kami lakukan,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sesi jumpa pers di Kupang, Kamis.

Ia menjelaskan capaian tersebut menunjukkan potensi dan kekuatan ekonomi Jatim dan NTT yang sangat besar sekali skalanya, sehingga perlu sinergi, produktivitas, dan konektivitas yang berkelanjutan.

“Dengan menemukan produk-produk andalan dan unggulan di kedua provinsi ini, kita bisa semakin meningkatkan kekuatan ekonomi, perdagangan, dan tentu industri kreatif di setiap lini,” ucapnya.

Khofifah berharap kedua pihak terus bersinergi melalui upaya peningkatan kualitas SDM, kesejahteraan masyarakat, penurunan angka kemiskinan di masing-masing daerah.

“Di setiap misi dagang, target kami adalah tumbuh bersama, berkembang bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama,” katanya menegaskan.

Baca juga: Khofifah anugerahkan Lencana Jer Basuki Mawa Beya kepada Akhmad Munir
Baca juga: Gubernur Jatim membantah Isu PHK massal di Gudang Garam

Ia menambahkan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antarperangkat daerah, BUMD, dan antarasosiasi pengusaha, menjadi wujud nyata kolaborasi strategis yang berkelanjutan.

“Harapannya, kekuatan fiskal di antara kedua provinsi dapat mendorong pemerataan ekonomi dan memberikan penguatan terutama pada sektor UMKM,” kata Khofifah.

 

Gubernur Jatim Khofifah (kanan) mengunjungi booth “Morige” produk pangan olahan NTT yang berbahan dasar sorgum, dalam rangkaian kegiatan Misi Dagang Provinsi Jatim-NTT, Kupang, Kamis, (6/11/2025). (ANTARA/Yoseph Boli Bataona)

 

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menyampaikan bahwa misi dagang merupakan instrumen kebijakan ekonomi yang efektif mendorong pertumbuhan antarwilayah.

“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan volume transaksi perdagangan dan memperluas jaringan pasar antar daerah serta menciptakan likuiditas dan perputaran modal yang lebih cepat,” katanya.

Ia menjelaskan perdagangan tersebut tidak hanya membuka akses pasar bagi petani dan nelayan NTT, tetapi juga mengintegrasikan produk primer NTT ke dalam rantai nilai industri Jawa Timur, sehingga menjadi komponen penting bagi keberlangsungan industri di Pulau Jawa.

Sebaliknya, arus komoditas dari Jawa Timur ke NTT memainkan peranan vital dalam menjamin ketahanan pangan dan mendukung sektor peternakan dan perikanan di NTT.

“Jatim menyediakan barang modal dan konsumsi siap pakai, sementara NTT menyuplai bahan baku berkualitas tinggi yang dibutuhkan oleh industri dan pasar konsumsi Jatim,” ujarnya.

Adapun komoditas unggulan yang dikirimkan ke Jawa Timur per semester 1–2025 meliputi kemiri, kelapa, kopra, jagung, porang, jagung biji, mete biji, rumput laut kering, telur tetas, dan cakalang. Hal ini, kata Johni, menunjukkan peran strategis NTT sebagai lumbung pangan dan bahan baku.

“Dampak jangka panjangnya diharapkan tidak hanya terbatas pada angka transaksi, tetapi juga meliputi penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil di NTT, serta penguatan ketahanan pasokan industri di Jatim,” tutupnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Misi Dagang Jatim-NTT catat transaksi lebih dari Rp1,8 triliun

Pewarta : Yoseph Boli Bataona
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2025