Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan tidak setuju atau menolak wacana penerapan label wisata halal di Labuan Bajo, Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores.
"Gubernur sendiri sudah memberikan penegasan bahwa tidak setuju dengan wacana label wisata halal di Labuan Bajo," kata Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Wayan Darmawa di Kupang, Selasa (7/5).
Menurut Wayan Darmawa, pemerintah pusat sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk menerapkan label wisata halal di wilayah paling barat Pulau Flores itu.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal per 30 April 2019 menyatakan, konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.
"Selain itu, wisata halal tersebut diharapkan pula dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan Muslim," kata Shana Fatima.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat secara terpisah mengecam rencana label wisata halal di Labuan Bajo. "Membranding wisata di Labuan Bajos, sama dengan mendatangkan konflik pada bisnis pariwisata yang bisa merambat ke konflik sosial lainnya.
"Mana ada wisata di NTT pakai halal, lalu nanti yang haram yang mana. Kalau ada wisata halal, berarti yang lain haram dong," kata Gubernur Laiskodat dan bersyukur, karena pariwisata Labuan Bajo, berkembang di tengah situasi masyarakat yang sangat kondusif dan nyaman untuk dikunjungi.
Baca juga: Jangan salah paham soal penolakan wisata halal
Baca juga: Wisata halal sudah bersahabat dengan NTT
"Gubernur sendiri sudah memberikan penegasan bahwa tidak setuju dengan wacana label wisata halal di Labuan Bajo," kata Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Wayan Darmawa di Kupang, Selasa (7/5).
Menurut Wayan Darmawa, pemerintah pusat sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk menerapkan label wisata halal di wilayah paling barat Pulau Flores itu.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal per 30 April 2019 menyatakan, konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.
"Selain itu, wisata halal tersebut diharapkan pula dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan Muslim," kata Shana Fatima.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat secara terpisah mengecam rencana label wisata halal di Labuan Bajo. "Membranding wisata di Labuan Bajos, sama dengan mendatangkan konflik pada bisnis pariwisata yang bisa merambat ke konflik sosial lainnya.
"Mana ada wisata di NTT pakai halal, lalu nanti yang haram yang mana. Kalau ada wisata halal, berarti yang lain haram dong," kata Gubernur Laiskodat dan bersyukur, karena pariwisata Labuan Bajo, berkembang di tengah situasi masyarakat yang sangat kondusif dan nyaman untuk dikunjungi.
Baca juga: Jangan salah paham soal penolakan wisata halal
Baca juga: Wisata halal sudah bersahabat dengan NTT