Kupang (ANTARA) - Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores bagian barat, Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara, diminta untuk waspada terhadap serangan virus Corona yang dibawa para turis dari China.
"Kami sudah minta agar Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata di Indonesia, perlu waspada terhadap kunjungan wisatawan dari China yang saat ini sedang dilanda virus Corona," kata Anggota Komisi V DPRD NTT Yohanes Rumat di Kupang, Senin (27/1).
Ia mengharapkan pemerintah daerah harus mempersiapkan berbagai hal untuk pencegahan penularan penyakit tersebut, seperti obat-obatan dan tenaga medis yang memadai.
Namun, pencegahan untuk melakukan pembatasan atas kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sangat tidak mungkin dilakukan karena Labuan Bajo adalah destinasi wisata dunia.
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pangkalpinang mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau "thermoscan" di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat, (24/1/2020). (ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/foc).
"Saya rasa kalau pencegahan berupa pembatasan kunjungan wisatawan tidak perlu dilakukan. Ini kan destinasi wisata dunia jadi sangat tidak mungkin dilakukan," ujar politisi dari PKB itu.
Menurut informasi yang ia dengar saat ini pemerintah sudah memasang alat baca suhu tubuh di Bandara Komodo, namun ia juga meminta agar pengawasannya harus dilakukan secara intens.
Sebelumnya Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa juga sudah meminta semua pihak, terutama pemerintah daerah, siaga penuh untuk mengantisipasi masuknya virus corona di provinsi berbasis kepulauan itu.
Menurut dia, langkah siaga merupakan hal yang penting mengingat wilayah NTT, terutama Labuan Bajo, menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing.
"Memang kita belum mengetahui apakah virus itu sudah masuk Indonesia atau belum, tapi siaga dan deteksi dini perlu dilakukan," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT itu.
Dia menjelaskan penyakit yang disebabkan virus corona belakangan ini telah mewabah di sejumlah negara setelah diketahui bersumber dari China dan Vietnam.
Empat virus Corona yang menyerang manusia adalah HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63 dan HCoV-HKU1 yang menyebabkan pilek, penyakit mirip flu dan penyakit pernapasan yang lebih parah seperti pneumonia.
Tim dokter memantau pasien warga negara asing (WNA) asal China (kanan atas) yang dirawat melalui layar monitor di Ruang Isolasi Khusus (RIK) RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020). (ANTARA FOTO/Moch Asim/foc).
"Kami sudah minta agar Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata di Indonesia, perlu waspada terhadap kunjungan wisatawan dari China yang saat ini sedang dilanda virus Corona," kata Anggota Komisi V DPRD NTT Yohanes Rumat di Kupang, Senin (27/1).
Ia mengharapkan pemerintah daerah harus mempersiapkan berbagai hal untuk pencegahan penularan penyakit tersebut, seperti obat-obatan dan tenaga medis yang memadai.
Namun, pencegahan untuk melakukan pembatasan atas kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sangat tidak mungkin dilakukan karena Labuan Bajo adalah destinasi wisata dunia.
Menurut informasi yang ia dengar saat ini pemerintah sudah memasang alat baca suhu tubuh di Bandara Komodo, namun ia juga meminta agar pengawasannya harus dilakukan secara intens.
Sebelumnya Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa juga sudah meminta semua pihak, terutama pemerintah daerah, siaga penuh untuk mengantisipasi masuknya virus corona di provinsi berbasis kepulauan itu.
Menurut dia, langkah siaga merupakan hal yang penting mengingat wilayah NTT, terutama Labuan Bajo, menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing.
"Memang kita belum mengetahui apakah virus itu sudah masuk Indonesia atau belum, tapi siaga dan deteksi dini perlu dilakukan," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT itu.
Dia menjelaskan penyakit yang disebabkan virus corona belakangan ini telah mewabah di sejumlah negara setelah diketahui bersumber dari China dan Vietnam.
Empat virus Corona yang menyerang manusia adalah HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63 dan HCoV-HKU1 yang menyebabkan pilek, penyakit mirip flu dan penyakit pernapasan yang lebih parah seperti pneumonia.