Sebagian ZOM di NTT belum masuk musim hujan

id BMKG

Sebagian ZOM di NTT belum masuk musim hujan

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru. (Foto ANTARA/Bernadus Tokan)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang mencatat sebagian zona musim (ZOM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum memasuki awal musim hujan.
Kupang (ANTARA News NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang mencatat sebagian zona musim (ZOM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum memasuki awal musim hujan.

"Berdasarkan data yang kami terima dari pos hujan kerja sama NTT per 1 Desember 2018, sebagian besar wilayah ZOM telah memasuki awal musim hujan 2018/2019, tetapi secara kriteria masih ada daerah yang belum masuk musim hujan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Rabu (5/12).

Wilayah yang belum memasuk musim hujan secara kriteria, walaupun sudah terjadi hujan adalah ZOM 252 meliputi wilayah Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah Bagian Barat.

Wilayah lain adalah ZOM 256 meliputi wilayah Kabupaten Sabu Raijua, ZOM 251 meliputi sebagian wilayah di Kabupaten Alor dan Pantar, dan ZOM 249 meliputi wilayah bagian utara Flores Timur, serta ZOM 250 meliputi wilayah Adonara dan Kabupaten Lembata.

"Jadi masih ada lima zona musim yang belum memasuki awal musim hujan, walaupun wilayah-wilayah tersebut sudah mulai diguyur hujan dalam beberapa pekan terakhir ini," katanya menjelaskan.

Climate Forecaster untuk wilayah NTT, Hamdan Nurdin menambahkan, hingga akhir bulan November 2018, wilayah yang sudah memasuki awal musim hujan adalah Zona Musim (ZOM) 241, 242, 244 dan 246 (Pulau Flores bagian barat).

Baca juga: BMKG prediksi musim hujan jatuh pada Desember

Sedangkan untuk wilayah yang sudah memiliki indikasi musim hujan pada dua dasarian di akhir November 2018 (November II dan November III) adalah hampir sebagian besar wilayah NTT.

Khusus untuk wilayah yang belum memasuki awal musim hujan diharapkan, para petani tetap menahan diri untuk tidak menanam karena berisiko terjadi gagal panen.