Telahh - Memperebutkan efek dukungan Jokowi di Pilpres 2024

id pilpres 2023,jokowi,prabowo,ganjar,anis,gibran,dukungan jokowi Oleh Mikhael Raja Muda Bataona

Telahh - Memperebutkan efek dukungan Jokowi di Pilpres 2024

Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (ANTARA/HO- (Laily Rachev – Biro Pers Sekretariat Presiden))

Saya membaca bahwa pertemuan Gibran dan Prabowo adalah strategi Endorsement yang memang sengaja dilakukan Gibran untuk Prabowo karena dia tahu ketika wacana ini dikonstruksi media ke ruang publik, akan punya efek kuasa yang dasyat dalam mengkonstruks
Kupang (ANTARA) - Pada Jumat, 19 Mei 2023 di Surakarta, Jawa Tengah, berlangsung acara deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon Presiden pada Pilpres 2024 dari sukarelawan pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019, serta sukarelawan pendukung Gibran Rakabumung Raka di Pemilihan Wali Kota Surakarta pada 2020.

Acara tersebut kemudian menarik perhatian publik dan menimbulkan beragam persepsi mengenai arah dukungan Jokowi karena dihadiri Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo. Gibran kemudian dipanggil DPP PDI Perjuangan pada (22/5/2023) ke Kantor DPP PDIP di Jakarta untuk memberikan klarifikasi mengenai kehadirannya di acara deklarasi dukungan untuk Prabowo.

Jika dibaca dalam perspektif teori relasi kuasa Michel Foucault, apa yang dilakukan Gibran adalah tindakan strategis dengan tujuan kekuasaan, karena pertemuan tersebut ketika menjadi sebuah wacana, sudah menjadi pengetahuan yang mengarahkan persepsi tertentu tentang figur Prabowo Subianto dan arah dukungan keluarga Joko Widodo. 

"Inilah yang disebut effek kuasa dari sebuah wacana. Sehingga saya membaca bahwa pertemuan Gibran dan Prabowo adalah strategi Endorsement yang memang sengaja dilakukan Gibran untuk Prabowo karena dia tahu ketika wacana ini dikonstruksi media ke ruang publik, akan punya efek kuasa yang dasyat dalam mengkonstruksi opini dan persepsi terkait pencapresan Prabowo Subianto," kata pengamat politik dan pengajar ilmu komunikasi politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona.

Dengan kata lain,  ini adalah bagian dari teknik pemasaran politik. Sebab, dalam momentum tersebut, ada simbol dan makna-makna yang sengaja dikonstruksi dalam bentuk wacana untuk dilempar ke ruang publik dalam rangka mengkonstruksi persepsi positif tentang figur Prabowo dan bagaimana kedekatannya dengan keluarga Jokowi. 

Jadi pertemuan Gibran dan Prabowo adalah sebuah variasi lain dari pemasaran politik. Karena pertemuan itu sebuah simbolisme politik yang memproduksi wacana dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan tertentu tentang sosok Prabowo. 

Selain itu, Gibran sendiri adalah aktor politik sekaligus entitas politik yang punya efek kuasa ketika tindakannya diwacanakan. Di mana, sebagai seorang wali kota, sekaligus anak seorang Jokowi yang tingkat aprroval ratingnya begitu tinggi mencapai 75 persen,  jelas bahwa Gibran punya power yang sangat kuat untuk mengendorsement siapa saja. 

Dalam hal ini, jelas bahwa Gibran punya power yang sangat kuat untuk memediasi dan mengkonstruksi citra siapa saja yang datang kepadanya.

Dan kali ini Gibran memang sedang mengkonstruksi citra positip tentang Prabowo juga dukungan keluarga Jokowi. Karena sebagai seorang Wali Kota, tapi sekaligus juga anak Presiden Jokowi, Gibran adalah aktor sekaligus entitas politik yang punya power untuk mengkonstruksi citra siapa saja yang bertemu dengannya.

Dalam hal ini, pertemuannya dengan Prabowo, adalah jelas untuk menciptakan relasi kuasa dan menghegemoni cara pandang semua pengikut Jokowi bahwa keluarga Jokowi mendukung Prabowo Subianto. 

Dari perspektif normatif pertemuan Wali Kota dan seorang Menteri Pertahanan, tapi sekaligus juga sebuah momentum politis yang sengaja didesain Gibran dan kemudian digunakan sebagai wacana untuk mengkonstruksi persepsi publik tentang siapa figur Capres yang didukung Gibran dan  keluarga Jokowi. 

Jadi, ini sebuah "political game" atau permainan politik yang memang didesain untuk kepentingan relasi kuasa dan konstruksi citra figur Prabowo. Karena bagaimana pun juga Gibran itu punya banyak pengikut sekaligus juga punya magnet sebagai anak seorang Jokowi.

Di mana, secara nasional, berbasiskan data riset semua survei, aproval rating seorang Jokowi itu sangat tinggi. Rakyat banyak sangat mencintai Jokowi. Tapi Jokowi sulit bermanuver secara terbuka karena aturan, maka simbolisme politik yang bisa dimainkan ke ruang publik, salah satunya lewat anak-anaknya seperti Gibran dan Kaesang. 

Inilah alasan mengapa, hampir semua Capres berpikir agar mendapat endorse dan dukungan dari Jokowi. 

Nah, salah satu political game itu adalah lewat Gibran. Karena sebagai anak Jokowi, Gibran bisa mengarahkan persepsi publik tentang dukungan Jokowi yang tidak hanya ke Ganjar tapi juga ke Prabowo.

Arah dukungan Jokowi