Pemindahan imigran ke Pulau Ndana butuh kesiapan fasilitas

id Imigran

Pemindahan imigran ke Pulau Ndana butuh kesiapan fasilitas

Pulau Ndana Rote di Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan dengan Australia, diusulkan pemerintah Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi penampungan para imigran gelap dari Timur Tengah yang saat ini ditampung pada sejumlah hotel di Kota Kupang. (ANTARA Foto/istimewa)

"Pemindahan imigran ke Pulau Ndana itu tidak mudah, butuh kesiapan fasilitas, bagaimana rumah, air, listrik dan lainnya untuk kehidupan mereka jika dipindahkan di sana. Jadi tidak gampang," kata Dr DW Tadeus.
Kupang (ANTARA News NTT) - Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr DW Tadeus mengatakan rencana pemindahan imigran ke Pulau Ndana, Kabupaten Rote Ndao, NTT membutuhkan proses, terutama kesiapan fasilitas pendukung kehidupan pencari suaka yang kini ditampung di Kupang.

"Pemindahan imigran ke Pulau Ndana itu tidak mudah, butuh kesiapan fasilitas, bagaimana rumah, air, listrik dan lainnya untuk kehidupan mereka jika dipindahkan di sana. Jadi tidak gampang," kata Tadeus kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1).

Dikatakannya hal itu berkaitan dengan rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memindahkan ratusan imigran yang saat ini sedang menanti proses suaka di Kota Kupang ke Pulau Ndana.

Saat ini tercatat sebanyak 485 pencari suaka yang ditampung Rudenim (Rumah Detensi Imigran) Kupang serta sejumlah hotel di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur..

Tadeus mengatakan, pemindahan imigran ini bisa dilakukan untuk menghindari adanya gangguan keamanan dalam kehidupan sosial bersama warga lokal di kemudian hari.

Menurutnya, namun rencana pemindahan ini membutuhkan pesiapan secara teknis terutama fasilitas pendukung kehidupan para imigran di lokasi tujuan.

Baca juga: Penempatan imigran di Pulau Ndana patut diapresiasi

Apalagi lokasi pemindahan yang jauh dan masih terisolasi di Pulau Ndana yang merupakan pulau paling selatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hal-hal teknis seperti fasilitas ini, tidak diatur dalam hukum internasional sehingga tergantung bagaimana koodinasi dengan pihak-pihak terkait," katanya.

Ia menyarankan agar Pemerintah NTT berkoordinasi lagi dengan pihak IOM dan UNHCR yang selama ini menanggung kehidupan para imigran.

Tadeus mengaku, belum mengetahui secara pasti apakah biaya untuk mempersiapakan fasilitas pendukung di lokasi pemindahan itu akan dibebankan pada pemerintah atau pihak IOM dan UNHCR.

"Tentunya kita berharap tidak dibebankan ke daerah kita dengan kondisi anggaran terbatas ini karena sudah ada organisasi dunia yang menanggung mereka," katanya.

Baca juga: NTT usulkan pemindahan imigran ke Pulau Ndana
Baca juga: Para imigran berunjuk rasa di kantor IOM Kupang
Para imigran asal Timur Tengah saat berunjuk rasa di Kantor Organisasi Migrasi Internasional (IOM) di Kupang, NTT menuntut agar organisasi di bawah Badan PBB itu segera memindahkan mereka agar anak-anak mereka bisa sekolah. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)