Menjadi korban KDRT kemungkinan besar bermula dari salah pilih pasangan, akibat gagal mendeteksi potensi seseorang yang berbakat melakukan kekerasan. Carilah seseorang yang memiliki keahlian mengelola emosi, kelembutan hati, dan empati tinggi. Untuk mendapatkan pasangan (laki-laki) dengan kriteria itu, ada sejumlah indikasi yang bisa kita perhatikan.
- Hubungan dengan ibu. Sedekat apa hubungan dia dengan sang ibu, lihat sikap dan perlakuannya terhadap perempuan yang melahirkannya, apakah cukup hormat, patuh, dan tawaduk. Laki-laki yang hormat terhadap ibunya, biasanya juga akan menghormati perempuan yang menjadi pendamping hidupnya.
- Perlakuan kepada yang lemah. Selain kepada sosok ibu, selidiki juga bagaimana ketika dia berjumpa dengan orang lansia, penyandang disabilitas, warga miskin, dan golongan lemah lainnya. Apakah dia punya kemuliaan hati untuk berbagi baik rezeki, perhatian, dan kasih sayang.
- Kedekatan dengan anak-anak. Salah satu indikasi orang baik adalah gampang dikerumuni anak-anak kecil. Karena anak-anak itu lugu, polos, dan belum berdosa sehingga mereka memiliki kepekaan dalam memilih orang baik hati sebagai tempat bermanja dan menjadikannya teman bermain.
- Kecintaan pada hewan. Tak hanya kepada manusia, orang dengan ketulusan hati juga cinta terhadap satwa. Ia punya kekayaan hati yang tak habis dibagi kepada sesama, tetapi para binatang pun memperoleh limpahan kasih sayangnya.
- Etika di jalan raya. Poin ini untuk menguji kesabaran dan pengelolaan emosinya. Perhatikan cara dia berkendara, menginjak dan melepas rem, berpindah gigi, membunyikan klakson, apakah cukup lembut dalam melakukan itu semua. Bagaimana cara dia menyalip mobil lain, memberi kesempatan pada orang yang hendak menyeberang, mengalah pada kendaraan kedaruratan (ambulans, damkar). Jalan raya dengan beragam tingkah orang dalam berlalu-lintas menimbulkan tingkat stres yang tinggi. Untuk mengukur seseorang tergolong temperamental atau tidak, bisa diuji di jalan raya.
- Empati tinggi. Banyak hal-hal kecil tampak sepele tapi dapat dijadikan sarana untuk mengukur tingkat empati seseorang. Semisal, bagaimana responsnya ketika melihat tanaman di sekitar rumah mulai kering dan layu, apakah dia bergegas mencari air dan menyiram untuk menolongnya dari kematian. Apa dia punya kepedulian saat melihat orang membakar sampah di dekat pohon hidup atau menancapkan paku di batang pohon. Jika ia berempati pada penderitaan tumbuhan, sudah pasti orang itu tidak akan tega menyakiti sesama apalagi anggota keluarganya.
- Humoris. Orang yang memiliki selera humor yang baik, biasanya menjalani hidup dengan santai dan lebih rileks, jauh dari ketegangan. Bila ia menjadi seorang kepala keluarga, selera humornya dapat menularkan kegembiraan bagi anak istrinya.
Orang yang lulus dengan sejumlah penilaian di atas, kecil kemungkinan mampu melakukan kekerasan. Kesampingkan pertimbangan terkait harta-benda, rupa wajah, atau kedudukan sosial, pilihlah pria penuh kasih untuk menjadi teman hidup yang menyenangkan.
Mitigasi mandiri