Puskesmas Tarus kekurangan tenaga analis pemeriksaan darah

id Puskesmas Tarus

Puskesmas Tarus kekurangan tenaga analis pemeriksaan darah

Kepala Puskesmas Tarus, Kabupaten Kupang, NTT drg Imelda Sudarmadji. (ANTARA Foto/Benny Jahang) (ANTARA Foto)

Puskesmas Tarus masih kekurangan tenaga analis untuk melakukan pemeriksaan darah sehingga menjadi kendala dalam upaya penangulangan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.
Kupang (ANTARA News NTT) - Puskesmas Tarus di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur masih kekurangan tenaga analis untuk melakukan pemeriksaan darah sehingga menjadi kendala dalam upaya penangulangan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.

"Wilayah Kupang Tengah menjadi daerah endemis DBD di Kabupaten Kupang dengan jumlah penderita yang sangat banyak. Kami selalu kewalahan untuk melakukan pemeriksaan darah karena tenaga analis hanya satu orang," kata Kepala Puskesmas Tarus drg Imelda Sudarmadji saat ditemui Antara di Tarus, Rabu (13/2).

Ia mengatakan, sejak kasus demam berdarah dengue merebak di wilayah Kupang Tengah, warga yang datang melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke Puskesmas Tarus meningkat tajam.

"Pasien yang datang melakukan pengobatan sebelum terjadi kasus DBD hanya 50 hingga 100 orang/hari, namun sejak kasus DBD terjadi meningkat 100 hinga 200 orang," katanya.

Dalam seminggu, menurut dia, pasien yang datang melakukan pengobatan di Puskesmas Tarus mencapai 900 orang dan yang melakukan pemeriksaan darah sekitar 400 orang.

"Kami hanya memiliki 1 tenaga analis, sedang pasien yang datang untuk pemeriksaan darah jumahnya sangat banyak. Sehingga tak mengherankan kalau proses pemeriksaan darah selalu memakan waktu lama," katanya.

Ia menambahkan pihaknya sudah mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang untuk penambahan tenaga analis tetap belum bisa dipenuhi karena terkendala anggaran daerah yang terbatas.

Hingga saat ini, pihaknya baru mencatat seorang meninggal akibat terserang DBD dari sekitar 35 pasien DBD yang sedang menjalani perawatan.

Baca juga: Korban DBD di Sumba Timur terus berguguran
Baca juga: Kasus DBD di Kota Kupang terus menurun