Pengamat: Jokowi tidak menyerang pribadi Prabowo

id Mikhael

Pengamat: Jokowi tidak menyerang pribadi Prabowo

Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Bataona,

Pernyataan Jokowi soal HGU lahan di Aceh dan Kalimantan yang dimiliki Prabowo tidak bermaksud menyerang pribadi Capres bersangkutan.
Kupang (ANTARA News NTT) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Bataona menilai pernyataan Jokowi soal HGU lahan di Aceh dan Kalimantan yang dimiliki Prabowo tidak bermaksud menyerang pribadi Capres bersangkutan.

"Di Amerika Serikat, pada pilpres dua tahun silam, Donald Trump menyerang Hillari Clinton soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh suaminya, mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (19/2).

Akibat pernyataan tersebut, Presiden Petahana Joko Widodo dilaporkan ke Bawaslu atas tuduhan pelanggaran pemilu karena dianggap menyerang pribadi Capres Prabowo Subianto saat debat putaran kedua berlangsung.

Pelapor adalah Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB). Mereka menuding Jokowi menyerang pribadi Prabowo dengan menghina yang bersangkutan ketika berlangsungnya debat presiden tersebut.

Tudingan itu mengacu pada pernyataan Jokowi di forum debat kedua Capres yang menyebut kepemilikan lahan Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah.

Mikhael Bataona menyinggung kembali soal Bill Clinton. Hal privasi dan sangat sensitif ini justru diterima sebagai hal yang wajar.

Baca juga: Akademisi: Kedua Capres tak miliki pandangan luas tentang pangan

"Mengapa? Karena dalam negara yang menganut sistem demokrasi, setiap file dan rekam jejak seorang pemimpin harus dibuka ke publik," kata pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira iKupang tu.

Publik, kata dia, wajib mengetahui, seperti apa jejak-jejak masa lalu dan file-file tentang karier calon pemimpinnya itu.

"Jokowi menyampaikan soal HGU Lahan milik Prabowo di Aceh dan Kalimanta itu, sama sekali tidak bermaksud menyerang rumah tangga mantan Danjen Kopassus itu," kata Bataona.

Menurut dia, Prabowo juga boleh menyerang Jokowi soal bisnis dan rekam jejaknya.
"Itu boleh. Selama Prabowo mempunyai data. Jadi, debat kali ini masih terlalu permisif. Tidak terlalu sengit dan mendebarkan karena masing-masing pihak masih saling menjaga," katanya.

Hal itu, kata dia, tidak baik untuk debat sekelas Pilpres karena rakyat butuh debat berkualitas dan sengit dengan adanya saling mengeksplorasi kelemahan visi dan misi masing-masing calon.

Dan, Jokowi telah melakukannya meski hal itu dipandang sebagai bentuk penghinaan sehingga harus dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu.

Baca juga: Akademisi: Joko Widodo tampil lebih membumi
Baca juga: Akademisi: Jawaban Prabowo untungkan Jokowi