Harga Cabai di Kupang Mencapai Rp120.000/Kg

id Cabe

Harga Cabai di Kupang Mencapai Rp120.000/Kg

Harga cabai di pasaran Kupang masih pada kisaran Rp100.000 - Rp120.000/kg

Harga cabai di pasar Kasih Naikoten Kota Kupang hingga awal pekan ini menunjukkan masih tinggi.
Kupang (Antara NTT) - Harga cabai rawit, serta cabai keriting masih bertahan tinggi pada posisi Rp100.000-Rp120.000 per kilogram di sejumlah pasar modern dan tradisional dalam Kota Kupang.

"Umumnya tingginya harga jual cabai di Kota Kupang ini disebabkan lambatnya distribusi dari hulu ke hilir selain karena faktor cuaca yang kurang bersahabat, juga karena permintaan akan cabai ini cukup tinggi," kata Distributor Cabai untuk wilayah Kupang dan sekitarnya Samir Amir, di Kupang, Jumat.

Dia menyebutkan, harga cabai di pasar Kasih Naikoten Kota Kupang hingga awal pekan ini menunjukkan masih tinggi.

Sementara beberapa komoditas yang tidak mengalami kenaikan, antara lain ayam potong masih Rp35 ribu-Rp50 ribu per ekor, daging sapi Rp80 ribu per kilogram, daging babi Rp60 ribu per kilogram.

Sementara itu, katanya, bawang merah dan bawang putih masing-masing Rp16 ribu dan Rp18 ribu per kilogram.

Ia mengatakan, kondisi demikian terjadi karena dari sentra produksi petani masih menjual dengan harga tinggi, sehingga di tingkat pasar belum mengalami perubahan.

"Saat ini harga cabai merah kecil (rawit merah) Rp120 ribu per kilogram, cabai merah kriting Rp100 ribu per kilogram dan cabai merah besar Rp80 ribu per kilogram," katanya.

Rinto (27) pedagang di Pasar Kasih Naikoten mengatakan, harga cabai belum bisa turun karena para petani yang menjual dengan harga yang cukup tinggi.

"Harga belum bisa turun karena yang kita beli dari petani masih dengan harga yang sama. Kalau untuk cabai merah kecil yang sudah mulai kelihatan tidak segar lagi (bercampur/rusak) dijual dengan harga Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan yang masih segar kami jual dengan harga Rp120 ribu per kilogram," katanya.

Demikian pula Sulaiman (40) pedagang cabai mengatakan, tingginya haha komoditas itu dikarenakan keterbatasan persediaan, distribusi yang tidak lancar, biaya produksi yang juga naik dari pengolahan tanah hingga panen.

Menurut Sulaiman naiknya harga cabai itu diduga selain karena permintaan tinggi yang tidak diimbangi dengan pasokan yang lancar, juga akibat biaya produksi cabai yang cukup tinggi.

"Bayangkan cabai ini tiba di Kupang, setelah melalui alur mulai dari pengolahan tanah, pembelian bibit, pemupukan dan perawatan hingga panen untuk 3.000 pohon cabai membutuhkan biaya lebih dari Rp5 juta," katanya.

Padahal, menurut dia, tidak semua pohon bisa berbuah secara maksimal dan buahnya juga tidak bisa baik semua.

Kalau tidak terserang hama dan tidak ada pohon yang mati, lanjutnya, hasil panen 3.000 batang pohon rata-rata mencapai satu ton.

"Jadi kalau harganya di bawah Rp10.000 per kg, hitungannya petani rugi. Karena saat panen petani masih mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga pemanen dan ongkos kendaraan untuk mengangkut cabai ke pasar," katanya.

Konsumsi cabai
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia mengatakan total konsumsi cabai penduduk Kota Kupang per bulan mencapai 157.500 kilogram lebih. 

"Artinya, jika 157.500 kilogram dibagi 30 hari atau satu bulan untk sekitar 625 ribu warga kota ini, maka total cabai yang dihabiskan dalam sehari adalah 5.250 kilogram atau 5,2 ton lebih," ujarnya.

Ia mengatakan hal itu terkait melambungnya harga cabai di hampir semua Kota di Tanah Air termasuk Kota Kupang dan upaya mengendalikannya.

"Harga cabai rawit di Kota Kupang saat ini mencapai Rp100.000 - Rp120 ribu per kilogram, akibat cuaca buruk yang berdampak terhadap minimnya pasokan ke pasar-pasar sehingga stok tidak sebanding dengan permintaan," katanya. 

Saat ini, kata dia, pasokan cabai rawit didominasi cabai dari Kabupaten Rote Ndao yang diangkut dengan perahu motor, sementara dari daerah lainnya terhenti. 

Kelangkaan cabai di Kota Kupang memaksa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT telah membentuk tim untuk menggelar operasi pasar. 

Operasi pasar ini merupakan jalan terakhir untuk menstabilkan harga kebutuhan warga itu sambil menunggu cuaca membaik sehingga pasokan dari sentra-sentra produksi kembali lancar.

Dia perkirakan, harga cabai baru bisa normal pada Maret hingga April 2017 nanti. Pasalnya, saat itu banyak petani mulai memanen cabai. 

Harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tembus Rp120.000 dari harga sebelumnya Rp36.000 per kg.

Selain harga cabai rawit, cabai merah kering dari Rp59.000 menjadi Rp100.000 per kg dan cabai merah biasa dari Rp36.000 menjadi Rp100.000 per kg.