Ada Permainan Dalam Pemberian Tunjangan Guru Perbatasan

Kupang (Antara NTT) - Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Fransiskus Salem menduga ada permainan dalam pemberian tunjangan khusus bagi para guru yang bertugas di wilayah perbatasan RI-Timor Leste .

"Ada pengaduan dari beberapa guru di perbatasan yang mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan tunjangan guru perbatasan, padahal mereka telah mengabdi di wilayah perbatasan lebih dari belasan tahun," katanya kepada Antara saat ditemui di Kupang, Sabtu.

Hal ini disampaikan berkaitan perkembangan dari tunjangan guru perbatasan khususnya di wilayah NTT yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.

Pria yang akrab disapa Frans ini mengatakan keluhan yang disampaikan tersebut tidak hanya dari satu guru saja, tetapi hampir semua guru wilayah perbatasan.

Para guru juga menduga tunjangan untuk guru perbatasan tersebut dilimpahkan ke sejumlah guru yang bekerja di wilayah perkotaan, dan bukan di kabupaten yang merupakan daerah perbatasan.

"Oleh karena itu kami akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar tunjangan guru perbatasan tersebut tidak dikhususkan saja bagi guru perbatasan tetapi juga bagi semua guru di NTT mengingat NTT adalah wilayah perbatasan," ujarnya.

Keberadaan gaji tunjangan khusus bagi guru perbatasan yang besarannya satu kali gaji para guru setiap golongan menurutnya dapat memberikan rasa iri bagi guru lainnya di NTT.

Pihaknya juga akan melakukan penyelidikan terkaik kasus permainan gaji tunjangan tersebut, dan jika ditemukan maka mereka yang memainkan gaji tunjangan dengan cara memberikan kepada guru-guru yang bukan berada di lokasi perbatasan akan diberikan sanksi.

"Sambil mengusulkan kepada pemerintah soal tunjangan khusus tersebut, kami juga akan melakukan penyelidikan soal keluhan-keluhan guru-guru perbatasan yang tidak mendapatkan haknya tersebut," demikian Frans.