Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus memperkuat dukungan serta upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan yang menjadi salah satu komoditas unggulan di provinsi berbasis kepulauan itu.
Gubernur NTT Melki Laka Lena di Kupang, NTT, Kamis, mengatakan pada 2024 realisasi perikanan tangkap di NTT mencapai 91.276 ton.
"Dengan komoditas ikan tuna, tongkol dan cakalang menjadi penyumbang paling banyak mencapai 15,31 persen dari total produksi," katanya.
Pemerintah NTT ujar dia tengah terus mengoptimalisasikan sektor kelautan dan perikanan khususnya perikanan tangkap melalui penempatan petugas teknis di lapangan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap.
Selain itu, juga dilakukan bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM sektor kelautan dan perikanan guna meningkatkan produksi sektor perikanan.
Selain perikanan tangkap, NTT juga mempunyai perikanan budi daya, dengan catatan di tahun 2024 produksi perikanan budidayanya mencapai 18.583 ton.
Dengan kontribusi terbesar berasal dari Ikan nila dengan capaian mencapai 0,52 persen, bandeng 0,45 persen serta lele 0,31 persen.
Untuk meningkatkan capaian tersebut, pemerintah melakukan revitalisasi instalasi pembenihan guna menjamin ketersediaan benih dan pakan berkualitas.
Di sisi lain, NTT, ujar dia, memiliki potensi kelautan seperti rumput laut yang bisa menjadi pasokan untuk penuhi kebutuhan nasional.
Melki mengatakan di tahun 2024 capaian produksi rumput laut di NTT mencapai 1.457.663 ton basah. Namun menurut dia perlu peningkatan produksi lagi.
Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan sejumlah langkah yakni pembaruan bibit dari Balai Besar Pembudidayaan Rumput Laut, serta pembangunan kebun bibit rumput laut untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas.
"Saya rasa upaya ini menjadi penting di tengah tantangan serangan penyakit bintik putih yang mempengaruhi produksi tahun berjalan," tambah dia.

