Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sebanyak 36 warga setempat menderita infeksi "Human Immunodeficiency Virus" (HIV) dari Januari hingga September 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Jefrin Haryanto dihubungi dari Labuan Bajo pada Jumat, mengatakan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terdapat peningkatan kasus HIV di daerah tersebut. Tercatat kasus HIV pada tahun 2023 sebanyak 39 kasus dan tahun 2024 sebanyak 51 kasus.
"Masih ada kemungkinan kasus tahun 2025 terus bertambah dan melebihi tahun 2024, karena penemuan aktif kasus HIV terus berjalan hingga akhir tahun," katanya.
Ia menjelaskan penyebab puluhan kasus HIV tersebut sebagian besar disebabkan oleh hubungan seksual tidak aman atau berisiko dan penularan HIV dari ibu ke bayi.
Sebagai upaya penanganan HIV dan AIDS, lanjut dia, Dinkes Manggarai secara rutin melakukan konseling bagi orang dengan HIV (ODHIV) untuk pengobatan segera setelah diagnosis mengidap HIV.
"Kami juga memastikan kecukupan logistik (Rapid Tes Diagnostik) dan obat antiretroviral (ARV)," katanya.
Lebih lanjut, untuk orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dan ODHIV di Kabupaten Manggarai juga menjalani pengobatan ARV secara rutin melalui RSUD Ruteng dan delapan Puskesmas status PDP. Puskesmas PDP adalah layanan di puskesmas untuk perawatan, dukungan, dan pengobatan bagi ODHIV atau ODHA.
"Kami menyediakan layanan tes dan konseling untuk diagnosis awal di semua rumah sakit pemerintah dan puskesmas serta melakukan pemeriksaan Viral Load bagi ODHIV untuk mengevaluasi efektifitas pengobatan," ungkapnya.
Untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi, Dinkes Manggarai melakukan Pemeriksaan early infant diganosis (EID) pada bayi yang lahir dari ibu ODHIV.
"Kami juga melakukan penelusuran kasus HIV yang lost to follow up dan bersama Komisi Penanggulangan AIDS menyediakan rumah singgah bagi ODHIV," katanya.
Kepada masyarakat, ia mengimbau agar selalu menjaga perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab, terutama dalam hubungan seksual, dengan setia pada satu pasangan dan menggunakan kondom pada hubungan berisiko.
"Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian serta memastikan alat medis, tindik, atau tato selalu steril," katanya.
Warga juga diminta agar segera melakukan tes Voluntary Counseling and Testing (VCT) di puskesmas atau rumah sakit bila merasa berisiko atau memiliki gejala yang mencurigakan. Pemkab Manggarai telah menyediakan layanan tes dan konseling untuk diagnosis awal HIV di semua rumah sakit pemerintah dan puskesmas di Kabupaten Manggarai
Bagi ibu hamil, lanjut dia, disarankan melakukan pemeriksaan HIV sejak awal kehamilan agar dapat mencegah penularan kepada bayi.
"Kami imbau juga untuk hentikan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, karena ODHA membutuhkan dukungan, bukan penolakan," katanya.

