Tokoh agama sebut perbatasan butuh banyak pembangunan

id TMMD 2019

Tokoh agama sebut  perbatasan  butuh banyak pembangunan

Pastor Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli, Romo Yoseph Binsasi Pr, menyampaikan keterangan terkait pembangunan wilayah peebatasan ketika berbincang-bincang dengan wartawan di Desa Netemnanu, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, Rabu (10/7/2019). (Antara foto/Aloysius Lewokeda)

"Ada banyak aspek pembangunan di perbatasan yang masih butuh banyak perhatian dari pemerintah, bisa dilihat kondisi saat ini yang hampir semuanya masih sangat terbatas," katanya kepada wartawan di Netemnanu Utara, sekitar 140 km dari Oelamasi.
Oelamasi (ANTARA) - Tokoh agama dari Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Romo Yoseph Binsasi Pr, mengemukakan warga di daerah yang berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste itu masih butuh banyak perhatian pembangunan dari pemerintah.

"Ada banyak aspek pembangunan di perbatasan yang masih butuh banyak perhatian dari pemerintah, bisa dilihat kondisi saat ini yang hampir semuanya masih sangat terbatas," katanya kepada wartawan di Netemnanu Utara, sekitar 140 km dari Oelamasi, ibu Kota Kabupaten Kupang, Kamis.

Baca juga: Polres Belu bagikan 73 tangki air bersih kepada masyarakat
Baca juga: Leprid berikan penghargaan kepada Polres Belu


Ia mengatakan, masyarakat di Amfoang Timur memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah terutama dari sektor pertanian, peternakan, dan kelautan.

Menurutnya, namun semua potensi ini belum dimanfaatkan secara baik untuk kemajuan dan kesejahteraan daerah perbatasan agar sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia.

"Ini yang membuat warga mengeluh bahwa mereka belum merasakan massa kebebasan meskipun negara (Indonesia) kita sudah merdeka selama puluhan tahun," ujarnya.

Ia menambahkan, "Di sisi lain kondisi sarana prasarana, infrastruktur yang memang masih terbatas sehingga warga masih sulit keluar dari keterisolasian."

Rohaniwan katolik itu mengatakan, pihak gereja juga terus berjuang menyadarkan warga bahwa mereka masih dan tetap menjadi bagian dari NKRI meskipun banyak aspek pembangunan yang belum bisa dinikmati.

Lebih lanjut, Romo Yoseph menambahkan, pembangunan infrasruktur yang dirasakan warga di wilayah perbatasan lebih banyak disentuh melalui kegiatan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Salah satunya, katanya, pembangunan yang diwujudkan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar selama beberapa tahun terakhir.

Ia mencontohkan, beberapa fasilitas keagamaan yang dibangun melalui TMMD 2019 di antaranya dua rumah pastoral dan satu gereja dan diikuti dengan sosialisi tentang berbagai hal untuk pembangunan sumber daya manusia.

"Ini menjadi salah satu bentuk nyata kehadiran negara, namun masih terbatas sehingga kita berharap ini menjadi pintu masuk agar pemerintah lebih gencar lagi membangun perbatasan," katanya.