9 kabupaten di NTT alami kekeringan ekstrem

id BMKG

9 kabupaten di NTT alami kekeringan ekstrem

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Sembilan kabupaten di NTT, masing-masing Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Sumba Timur, Belu, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Kota Kupang akan mengalami kekeringan ekstrem atau hari tanpa hujan dengan kategori panjang
Kupang (ANTARA) - Sembilan kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, masing-masing Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Sumba Timur, Belu, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Kota Kupang akan mengalami kekeringan ekstrem atau hari tanpa hujan dengan kategori panjang

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru di Kupang, Selasa (16/7) mengatakan berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian I Juli 2019, Provinsi NTT pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori panjang (21-30 hari) hinggakekeringan ekstrem (>60 hari).

Dia merincikan, wilayah-wilayah yang masuk kategori kekeringan ekstrem yaitu di Kabupaten Nagekeo (sekitar Danga), Kabupaten Ende (sekitar Nanganio).
Kabupaten Sikka (sekitar Magepanda dan Waigate), Kabupaten Flores Timur (sekitar Konga), Kabupaten Lembata (sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni).

Kabupaten Sumba Timur (sekitar Melolo, Temu/Kanatang, Lambanapu, Rambangaru, dan Kamanggih), Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Daieko), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Papela dan Busalangga).

Kota Kupang (sekitar Stamet El Tari, Sikumana, Bakunase, Oepoi dan Mapoli), Kabupaten Kupang (sektar Oekabiti, Lelogama, Oenesu, Oelnasi dan Sulamu), serta Kabupaten Belu (sekitar Atambua, Fatubenao, Fatukmetan, Wedomu dan Haekesak).

Baca juga: Para camat di Sumba Timur diperintahkan segera data potensi kekeringan

Menurut Apolinaris, hari tanpa hujan terpanjang dialami wilayah Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur (116 hari), Wairiang, Kabupaten Lembata (105 hari), dan Oepoi , Kota Kupang (100 hari).

Dia menambahkan, analisis curah hujan dasarian I Juli 2019 wilayah Nusa Tenggara Timur  menunjukkan, hampir seluruhnya mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm).

Sementara berdasarkan peta prakiraan peluang curah hujan dasarian II Juli 2019, diketahui bahwa wilayah NTT pada umummnya diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 mm sebesar 70-100 persen, kecuali sebagian kecil Kabupaten Malaka diprakirakan memiliki peluang curah hujan >20 mm sebesar 60-80 persen.

Baca juga: BPBD Lembata siaga penuh hadapi kekeringan
Baca juga: Kekeringan ekstrem berpotensi landa Jawa-Bali-Nusa Tenggara