Masyarakat NTT didorong pakai tenun ikat

id tenun ikat

Masyarakat NTT didorong pakai tenun ikat

Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi (kanan) ketika memberikan penghargaan terhadap salah seorang ASN lingkup Setda Provinsi NTT yang memasuki masa pensiun, Selasa (17/9/2019). (ANTARA FOTO/Benny Jahang

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Tumur Josef A Nae Soi mendorong masyarakat daerah ini untuk membiasakan diri memakai tenun ikat sebagai upaya melestarikan aset budaya provinsi berbasis kepulauan ini.
Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Tumur Josef A Nae Soi mendorong masyarakat daerah ini untuk membiasakan diri memakai tenun ikat sebagai upaya melestarikan aset budaya provinsi berbasis kepulauan ini.

Ketika memimpin apel pada peringatan Hari Perhubungan Nasional 2019 di Kupang, Selasa (17/9), Wagub Nae Soi merasa termotivasi karena semua peserta upacara mengenakan pakaian Korpri yang diselimuti dengan kain khas tenun ikat Nusa Tenggara Timur.

Josef Nae Soi mengatakan pemakaian seragam Korpri yang dibalut dengan kain tenun asal NTT itu mengandung pesan dan makna yang filosofis. "Pakaian seragam yang digunakan hari ini merupakan ciri peradaban manusia," kata dia.

Ia mengatakan peradaban manusia ditentukan oleh kebudayaan yang menentukan karakter suatu bangsa. "Menggunakan seragam Korpri yang dibalut dengan kain tenun ikat asal NTT merupakan perpaduan antara struktur ASN dan kepribadian yang ditularkan oleh nenek moyang kita," katanya.

Baca juga: Mufidah Jusuf Kalla minta NTT fokus tenun ikat
Baca juga: Ribuan masyarakat hadiri Festival Tenun Ikat NTT


"Ada pesan filosifis di balik menggunakan seragam tersebut. Tidak sekadar memenuhi persyaratan tetapi memiliki nilai filosofis yang sangat mendalam," kata mantan anggota DPR RI itu.

Menurut politikus Partai Golkar itu, mengenakan seragam Korpri yang dibalut kain tenun dengan motif NTT menunjukkan jati diri sebagai orang NTT dan sebagai orang Indonesia. "Dengan pakaian seperti ini kita mau menunjukkan jati diri kita sebagai orang NTT sekaligus sebagai orang Indonesia," ucap dia.

Upaya melestarikan tenun ikat NTT juga didukung Ketua Dekranasda Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat saat tampil sebagai narasumber di forum Pertemuan Bakohumas di Hotel Papa Jhons Kupang.

Ia menegaskan bahwa tenun ikat asal NTT bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan NTT. "Tenun ikat asal NTT merupakan warisan karya nenek moyang kita sehingga harus kita pertahankan eksistensinya," kata dia.

Ia mengatakan berbagai kain tenun ikat asal NTT yang beragam corak merupakan bagian dari produksi rumah tangga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Kain tenun ikat NTT sangat istimewa sehingga tentu menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat NTT untuk melestarikan berbagai hasil karya para leluhur kita pada masa lalu," kata Julie. 

Baca juga: Klaster tenun ikat tumbuhkan ekonomi Sumba Timur
Baca juga: Festival Tenun Ikat Sumba berdampak ganda