Sikka butuh 500 vial vaksin rabies

id Vaksin rabies

Sikka butuh 500 vial vaksin rabies

drh Maya memberikan vaksin kepada hewan sebagai upaya mencegah penyakit rabies. (FOTO ANTARA/Istimewa)

Pemerintah Kabupaten Sikka, mengusulkan penambahan vaksin rabies sebanyak 500 vial untuk mendukung penanganan terhadap ribuan warga yang menjadi korban gigitan hewan yang tertular penyakit rabies.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengusulkan penambahan vaksin rabies sebanyak 500 vial untuk mendukung penanganan terhadap ribuan warga yang menjadi korban gigitan hewan yang tertular penyakit rabies di daerah itu.

"Kami sudah koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Kementerian Kesehatan untuk meminta tambahan lagi stok vaksi rabies sekitar 500 vial," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin (30/9).

Dia mengatakan, sejauh ini vaksin rabies sudah diberikan kepada sebanyak 883 orang dari jumlah kasus gigitan hewan baik anjing maupun kucing yang sudah mencapai sebanyak 1.483 kasus sejak Januari 2019.

Dari ribuan kasus tersebut, lanjutnya, sebanyak 33 kasus gigitan anjing yang dinyatakan positif tertular rabies dan hingga saat ini sudah merenggut dua korban jiwa.

Baca juga: Disnak NTT siapkan 200.000 dosis vaksin rabies
Baca juga: Pujiatmoko: Perlu Kerja Keras Hilangkan Rabies


Ia menjelaskan, saat ini kondisi stok vaksin rabies yang dimiliki pihaknya sebanyak 350 vial dan masih bisa bertahan hingga beberapa bulan ke depan. "Kalau dengan kasus yang semakin berkurang saat ini maka stok vaksin bisa tersedia sampai lima atau enam bulan ke depan," katanya.

"Tetapi untuk antisipasi jangan sampai kasus gigitan hewan melonjak maka kami ajukan penambahan stok karena kasus rabies di daerah kami masih berstatus kejadian luar biasa (KLB)," tambahnya.

Pihaknya bersama berbagai pemangku kepentingan terkait secara gencar terus melakukan upaya penanganan maupun pencegahan penularan penyakit rabies di kabupaten yang berada di bagian timur Pulau Flores itu.

Upaya sosialisasi, lanjutnya, terus dilakukan melalui seluruh puskesmas dan posyandu di Sikka maupun kegiatan lain menyangkut kesehatan.

"Kami juga sudah mengeluarkan peringatan untuk diumumkan melalui rumah-rumah ibadah untuk mengingatkan masyarakat hingga ke daerah pelosok," demikian Petrus Herlemus.

Baca juga: 24 Provinsi di Indonesia endemis rabies
Baca juga: Artikel - Dilema pencegahan rabies di tengah ketiadaan VAR