925 kg ayam tak layak konsumsi dikembalikan ke Bima

id Karkas ayam

925 kg ayam tak layak konsumsi dikembalikan ke Bima

Sejumlah orang mengangkut karkas ayam ke kapal penyeberangan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (9/10) untuk dipulangkan ke Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, karena tidak layak dikonsumsi. (ANTARA/HO Humas Setda Kabupaten Manggarai Barat)

"Semua karkas ayam sebanyak 925 kilogram yang diamankan, hari ini terpaksa dipulangkan kembali ke Bima karena tidak layak dikonsumsi," kata Paulus Jeramun.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengembalikan sebanyak 925 kilogram daging ayam utuh (karkas) yang tidak layak konsumsi ke daerah asal pasokannya di Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Semua karkas ayam sebanyak 925 kilogram yang diamankan, hari ini terpaksa dipulangkan kembali ke Bima karena tidak layak dikonsumsi," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Jeramun ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu (9/10).

Ratusan kilogram karkas ayam tersebut sebelumnya diamankan tim pengawasan pasar dan pelabuhan produk hewan dan bahan asal hewan dari pemerintah setempat pada Selasa (8/10) malam.

Dia menjelaskan, karkas ayam tersebut dipasok dari Bima melalui jalur kapal laut untuk dijual ke pasar-pasar di Kota Labuan Bajo.

Baca juga: Diamankan 925 kg karkas ayam tak layak konsumsi
Baca juga: Wali Kota Kupang larang peternakan babi dan ayam dalam pemukiman warga


Paulus mengatakan, setelah diamankan, tim dokter hewan setempat telah melakukan uji laboratorium dan mendapati bahwa karkas ayam tersebut dalam kondisi tidak layak konsumsi sesuai standar yang ada.

"Karena itu tim memutuskan ratusan kilogram karkas ayam itu dikirim kembali dengan kapal yang mengangkutnya ke Labuan Bajo," katanya.

Paulus mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya praktik usaha seperti ini yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat setempat ketika mengkonsumsinya.

Selain itu, lanjutnya, praktik seperti ini dapat menimbulkan citra buruk bagi Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata  prioritas yang telah mendunia.

Untuk itu, pihaknya meminta berbagai elemen dari instansi pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan pengawasan agar pasokan bahan makanan yang berbahaya jangan sampai masuk ke daerah setempat.

"Pengawasan kita harus lebih ketat lagi karena ini bukan masalah yang baru karena sebelumnya juga ada pasokan komditi pisang yang juga diamankan karena tidak layak dikonsumsi," katanya.*

Baca juga: Pelaku usaha peternakan ayam harus punya amdal
Baca juga: PDIP usul bentuk program desa mandiri telur ayam di NTT