BMKG gelar sekolah lapang geofisika di Kalabahi

id sekolah lapangan geofisika

BMKG gelar sekolah lapang geofisika di Kalabahi

Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur, Amon DJobo, (ketiga dari kiri) ketika menghadari acara kegiatan sekolah lapang geofisika yang berlangsung di Kalabahi, Alor, Kamis (10/10/2019). (ANTARA FOTO/HO-BMKG Alor)

BMKG menggelar sekolah lapang geofisika guna memberikan pemahaman yang benar mengenai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami terhadap masyarakat di Kabupaten Alor, NTT.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar sekolah lapang geofisika guna memberikan pemahaman yang benar mengenai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami terhadap masyarakat di Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Stasiun Geofisika, Kabupaten Alor, Sumawan, ST, MM ketika menghubungi ANTARA dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, Kamis (10/10/2019) mengatakan kegiatan sekolah lapang yang dilakukan di Kalabahi saat ini untuk menguatkan peran (Unit Pelaksana Teknis (UPT) Geofisika sebagai perpanjangan tangan BMKG Pusat untuk berperan dalam memberikan pemahaman yang benar mengenai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Sekolah lapang geofisika yang berlangsung Rabu hingga Kamis (9-10/10) di Kabupaten Alor yang juga merupakan daerah rawan bencana alam gempa bumi di NTT itu, untuk menguatkan peran BPBD sebagai simpul utama dari komunikasi di daerah dalam penanganan bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Hal itu, termasuk dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan OPD terkait peringatan dini tsunami," kata   Sumawan.
Kepala pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Alor, Christina Beli (kedua dari kanan) menjadi nara sumber dalam acara kegiatan sekolah lapangan geofisika yang berlangsung di Kalabahi, Kamis (10/10/2019). (ANTARA FOTO/HO-BMKG Alor)


Ia menambahkan melalui sekolah lapang geofisika juga untuk menumbuhkan sikap tanggap bencana gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah di wilayah potensi gempa bumi dan tsunami di kabupaten yang berbatasan dengan negara Timor Leste itu.

Sumawan berharap dengan adanya sekolah lapangan geofisika dapat meningkatkan pemahaman informasi peringatan dini tsunami oleh BPBD dan para pihak terkait di daerah rawan bencana tsunami sehinga dapat menentukan tindak lanjut setelah mendapat informasi peringatan dini tsunami.

Kegiatan sekolah lapangan geofisika diikuti sebanyak 40 orang peserta terdiri dari unsur BPBD,TNI, Kepolisian, unsur akademisi, masyarakat dan tokoh agama di daerah itu.

Dalam kegiatan ini juga hadir Bupati Alor, Amon DJobo, Kepala pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Alor, Christina Beli serta sejumlah pejabat BMKG dari Denpasar.