1,35 juta anak di NTT masuk bonus demografi

id seminar pendidikan

1,35 juta anak di NTT masuk bonus demografi

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setda NTT, Samuel Rebo (kiri) ketika membuka kegiatan lokakarya tahap III penyusunan grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT tahun 2020-2030 di Kupang, Senin (11/11/2019). (ANTARA FOTO/Benny Jahang).

Gubernur NTTĀ Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan 1,35 juta anak bersekolah di 7.657 satuan pendidikan formal masuk dalam bonus demografi pada 2030 di provinsi berbasis kepulauan itu.
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan 1,35 juta anak bersekolah di 7.657 satuan pendidikan formal masuk dalam bonus demografi pada 2030 di provinsi berbasis kepulauan itu.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Laiskodat dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda NTT Samuel Rebo ketika membuka kegiatan lokakarya tahap III penyusunan grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT tahun 2020-2030 di Kupang, Senin (11/11).

Ia mengatakan, 1,35 juta anak berusia sekolah di NTT itu akan memasuki usia produktif, yaitu 15-64 tahun pada 2030, sehingga bonus demografi perlu dipersiapkan secara baik.

Baca juga: 584 tenaga kependidikan di NTT dilatih terapkan K13
Baca juga: Banyak faktor penyebab mutu pendidikan di NTT rendah


Gubernur mengatakan, sangatlah penting memastikan bahwa anak-anak generasi emas NTT memiliki kemampuan dan daya saing yang baik untuk menghadapi dunia kerja global abad 21 seperti digaungkan pemerintah NTT yaitu "NTT Bangkit Menuju Sejahtera", khususnya dalam bidang pembangunan sumber daya manusia (SDM).

"Kita harus berkomitmen untuk mewujudkan agar 1,35 juta anak NTT masuk dalam kelompok bonus demografi melalui sinergi bersama dalam kerangka grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT dalam membangun sektor pendidikan," kata Laiskodat.

Dia berharap agar Dinas Pendidikan di 22 kabupaten/kota serta 7.657 kepala sekolah dan 92.448 orang guru untuk memberikan perhatian serius terhadap proses pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Imanuel Buan (kanan) ketika mengikuti kegiatan lokakarya tahap III penyusunan grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT tahun 2020-2030 di Kupang, Senin (11/11/2019) (ANTARA FOTO/Benny Jahang)

Baca juga: Tahun 2020 semua sekolah di NTT sudah menggelar UNBK
Baca juga: Untuk memajukan pendidikan di NTT, Kemendikbud gelontorkan dana Rp3,7 triliun


Dikatakannya, pemerataan akses dan peningkatan mutu pembelajaran terhadap siswa di daerah-daerah pedalaman harus mendapat layanan dan akses yang sama seperti di daerah perkotaan.

Ia mengatakan, Grand Design Pendidikan dan kebudayaan NTT itu sangat penting dilakukan mengingat lambannya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) dari tahun ke-tahun, rendahnya mutu hasil pembelajaran siswa kendati terdapat 1,35 juta siswa berada di sekolah.

Selain itu, menurut Viktor Bungtilu Laiskodat, masih rendahnya mutu asupan gizi sehingga berkontribusi pada rendahnya mutu pembelajaran siswa dan tingginya disparitas antara anak yang terkena kekerdilan dan yang bukan.

Baca juga: Jokowi-Amin diminta perhatikan pembangunan pendidikan di NTT