Peternak di NTT diminta pelihara sapi premium
"Para peternak sapi di provinsi berbasiskan kepulauan ini diminta untuk dapat memelihara ternak sapi yang menghasilkan daging berkualitas premium," harap Gubernur Laiskodat.
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat meminta para peternak sapi di provinsi berbasiskan kepulauan ini untuk dapat memelihara ternak sapi yang menghasilkan daging berkualitas premium.
"Cara berpikir yang menurut saya keliru selama ini kita membiarkan peternak sapi untuk memelihara daging murah harusnya daging mahal, daging premium," katanya dalam sambutannya pada Peresmian Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT di Kota Kupang, Jumat (15/11).
Dia mengatakan, kalau peternak di NTT tetap memelihara sapi yang murah dengan hasil daging yang murah maka masyarakat akan tetap hidup dalam kemiskinan. Akhirnya, banyak orang yang menjadi buruh peternakan bukan menjadi pengusaha peternakan. "Ini yang harus dirubah mindset-nya, dia (peternak) tidak menjadi buruh peternakan tetapi menjadi pengusaha sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Sehingga kapan pun kalau terjadi resesi ekonomi, perang dagang di mana-mana, tetapi kalau pangan kita kuat maka kita tetap aman," katanya lagi.
Untuk itu, Gubernur Viktor berharap, sektor peternakan di daerah itu mendapat dukungan akses keuangan memadai, termasuk melalui kehadiran layanan teknologi digital seperti fintech (financial technology).
Dia meminta agar industri jasa keuangan terutama perbankan konvensional agar mulai serius untuk masuk dalam berbagai bidang seperti peternakan, pertanian, dan lainnya.
Gubernur mengaku dirinya menginginkan agar dunia peternakan di NTT kembali berjaya namun dengan menghasilkan ternak-ternak yang mahal.
"Karena itu saya mengharapkan semua pihak termasuk OJK untuk membantu mendorong layanan jasa keuangan menyentuh bidang unggulan ini sehingga bisa berkembang pesat," katanya.
"Cara berpikir yang menurut saya keliru selama ini kita membiarkan peternak sapi untuk memelihara daging murah harusnya daging mahal, daging premium," katanya dalam sambutannya pada Peresmian Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT di Kota Kupang, Jumat (15/11).
Dia mengatakan, kalau peternak di NTT tetap memelihara sapi yang murah dengan hasil daging yang murah maka masyarakat akan tetap hidup dalam kemiskinan. Akhirnya, banyak orang yang menjadi buruh peternakan bukan menjadi pengusaha peternakan. "Ini yang harus dirubah mindset-nya, dia (peternak) tidak menjadi buruh peternakan tetapi menjadi pengusaha sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Sehingga kapan pun kalau terjadi resesi ekonomi, perang dagang di mana-mana, tetapi kalau pangan kita kuat maka kita tetap aman," katanya lagi.
Untuk itu, Gubernur Viktor berharap, sektor peternakan di daerah itu mendapat dukungan akses keuangan memadai, termasuk melalui kehadiran layanan teknologi digital seperti fintech (financial technology).
Dia meminta agar industri jasa keuangan terutama perbankan konvensional agar mulai serius untuk masuk dalam berbagai bidang seperti peternakan, pertanian, dan lainnya.
Gubernur mengaku dirinya menginginkan agar dunia peternakan di NTT kembali berjaya namun dengan menghasilkan ternak-ternak yang mahal.
"Karena itu saya mengharapkan semua pihak termasuk OJK untuk membantu mendorong layanan jasa keuangan menyentuh bidang unggulan ini sehingga bisa berkembang pesat," katanya.