Pemerintah NTT harus serius benahi para pekerja migran

id pekerja migran

Pemerintah NTT harus serius benahi para pekerja migran

Gabriel Goa (kedua dari kiri) bersama petugas cargo bandara El Tari Kupang saat menjemput jenazah pekerja migran asal NTT dari Malaysia, di Kupang, Selasa, (26/11/2019). (ANTARA/Bernadus Tokan)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harus lebih serius membenahi masalah pekerja migran asal daerah itu.
Kupang (ANTARA) - Sekretaris II Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (JarNas Anti TPPO), Gabriel Goa mengatakan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harus lebih serius membenahi masalah pekerja migran asal daerah itu.

"Jumlah jenazah menjadi 105 orang. Semoga jelang ulang tahun NTT, pemerintah sungguh-sungguh serius membenahi ratusan ribu pekerja migran asal NTT yang non prosedural," kata Gabriel Goa di Kupang, Selasa (26/11) disela penjemputan jenazah pekerja migran asal Ende di Bandara El Tari Kupang.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan meningkatnya jumlah pekerja migran asal daerah itu yang meninggal dunia di luar negeri, dan apa yang harus dilakukan pemerintah.

Menurut dia, pemerintah juga harus sungguh-sungguh dan serius menyiapkan SDM NTT lewat Balai Latihan Kerja, dan memberangkatkan PMI secara resmi.

Baca juga: Jenazah pekerja migran ke 105 asal NTT tiba di Kupang
Baca juga: Jenazah pekerja migran NTT tiba di Kupang


Selain terdata lewat Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), sesuai amanat UU No 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, tambahnya.

Berdasarkan data Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, jumlah PMI asal NTT yang meninggal dunia selama Januari hingga 26 November 2019 sebanyak 105 orang.

Korban yang meninggal dunia ini, umumnya mereka yang mencari kerja ke luar negeri, melalui jalur tidak resmi.

Menurut Gabriel Goa, pemerintah harus segera mengoptimalkan layanan terpadu satu atap pada setiap daerah, untuk memudahkan Calon Pekerja Mingan (CMPI) mendapat pelayanan.

Selain membangun balai latihan kerja (BLK) profesional di Tambolaka untuk melayani CPMI asal Sumba, di Kupang untuk layani CPMI asal Timor, Rote Ndao, Sabu Raijua dan Semau.

Baca juga: Dua jenazah pekerja migran asal NTT tiba di Kupang
Baca juga: Malaysia kirim potongan tubuh pekerja migran asal TTU yang dimangsa buaya


Serta BLK di Maumere untuk melayani CMPI di Flores, Palue, Solor, Adonara, Lembata dan Alor.

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lapangan pekerjaan di NTT agar mereka tidak tergiur bujuk rayu mafia human trafficking untuk mencari kerja ke luar negeri, lanjutnya.

Dia meyakini, jika langkah-langkah ini bisa dilakukan secara profesional, maka dapat menekan jumlah CPMI ilegal keluar negeri sekaligus mengurangi korban meninggal di luar negeri.

Baca juga: NTT terima 73 jenazah pekerja migran
Baca juga: 499.000 pekerja migran Indonesia di luar negeri dilindungi JKK