Bisakah NTT dapat melahirkan peternak mandiri?

id perternak ayam KUB

Bisakah NTT dapat melahirkan peternak mandiri?

Direktur Marketing dan Sales PT Sumber Unggas Indonesia, Denny Nasir (kiri) menyerahkan bantuan bibit ayam KUB kepada salah seorang peternak di Kupang, Rabu, (27/11). (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

"Saya berharap, dari pelatihan ini muncul peternak-peternak mandiri sehingga bisa meningkatkan perkenomian masyarakat, khususnya petani dan peternak di NTT," kata Denny Nasir..
Kupang (ANTARA) - Direktur Marketing dan Sales PT Sumber Unggas Indonesia, Denny Nasir mengatakan, NTT harus bisa melahirkan peternak-peternak mandiri, khususnya peternak ayam kampung unggul balitbangtan (KUB).

"Saya berharap, dari pelatihan ini muncul peternak-peternak mandiri sehingga bisa meningkatkan perkenomian masyarakat, khususnya petani dan peternak di NTT," kata Denny Nasir di Kupang, Rabu (27/11).

Dia mengemukakan hal itu, pada kegiatan pelatihan pemeliharaan ayam KUB, sekaligus pembukaan penjualan ayam kampung perdana di Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan ini bekerja sama dengan program Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA), Dinas Peternakan NTT, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Belu yang dihadiri 130 peternak dari Kupang dan Belu.

Baca juga: Pengembangan industri ternak ayam di NTT masih sulit

Menurut dia, ayam kampung memiliki kandungan protein yang tinggi, yang bisa mengatasi masalah stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).  

Dia mengatakan, pihaknya menargetkan bisa mendistribusikan sebanyak 10.000 ekor per minggu anak ayam kampung di NTT.

Ayam KUB merupakan ayam kampung asli hasil seleksi genetik selama enam generasi. Ayam KUB telah ditetapkan sebagai galur baru melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/SR.120/2/2014. 

Beberapa keunggulan dari ayam KUB adalah pertumbuhan bobot badan yang cepat dengan rata-rata 0,9-1 kg selama 70 hari. 

Selain itu, ayam KUB bisa digunakan sebagai petelur dengan jumlah produksi 160-180 butir per tahun, puncak produksi telur mencapai 65-70 persen, dan lebih tahan terhadap penyakit, katanya menjelaskan. 

Baca juga: TPID segera datangkan investor pakan ternak ayam
Baca juga: TPID NTT dorong pengembangan usaha ternak ayam