18 rumah di Sumba Timur rusak akibat angin kencang

id angin kencang

18 rumah di Sumba Timur rusak akibat angin kencang

Sejumlah pohon roboh diterjang angin kencang saat hujan lebat dan sambaran petir menerjang wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (27/11/2019). (ANTARA FOTO/HO-Dok).

"Tim sudah melakukan pendataan. Jumlah bangunan rumah yang rusak sebanyak 18 unit, dan satu gedung sekolah," kata Bupati Sumba Timur Gideon Mbiliyora.
Kupang (ANTARA) - Sebanyak 18 rumah dan bangunan SMP Negeri 2 Kondamara di Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kerusakan, akibat bencana angin kencang melanda wilayah itu.

"Tim sudah melakukan pendataan. Jumlah bangunan rumah yang rusak sebanyak 18 unit, dan satu gedung sekolah," kata Bupati Sumba Timur Gideon Mbiliyora, Rabu (27/11).

Bupati yang menghubungi ANTARA dari Waingapu, Sumba Timur, menjelaskan dampak dari angin kencang disertai hujan deras yang melanda wilayah itu selama beberapa hari terakhir ini. Kerusakan bangunan rumah itu hanya terpusat di Desa Kondamara, Kecamatan Lewa, Sumba Timur.

Baca juga: PMI bantu korban angin kencang di Kupang
Baca juga: Korban bencana di Kupang tetap dibantu


Kepala Pelaksana BPBD Sumba Timur, Martina D Jera, secara terpisah menjelaskan, dari 18 rumah yang rusak, lima unit rusak berat, lima rusak sedang, sembilan rusak ringan.

Ia menambahkan warga yang rumahnya rusak berat diarahkan mengungsi ke rumah tetangga dan keluarga terdekat. Sementara warga lainnya membangun rumah darurat sebagai tempat tinggal sementara.

Martina menyebut warga yang rumahnya mengalami rusak berat yakni Umbu Ngodu Liwar, Yohanes Pindingara, Yohanis Renggi Tay, Lakar Enda dan Yohanes Njuruhapa.

Rumah rusak sedang milik Lu Pindingara, Benyamin Balla Njurumana, Yonathan Hota Kilimandu, Daniel Kowodu Ndamayelu dan SMPN 2 Kondamara.

Rumah rusak ringan milik Herman Umbu Munggul, Simon Pati Ndamung, Kalendi Wawu, Ance Kondameha, Pdt. Yosua Maramba Ama, Aser Hambapulu, Ferdinan Kale, Banja Oru Hama dan Hiwa Radamuri. 

Baca juga: Tak ada dana untuk bantu korban bencana
Baca juga: Pemerintah perlu alokasikan dana untuk penanganan bencana