KPBU pengelola Bandara Komodo rampung akhir tahun

id Labuan Bajo

KPBU pengelola Bandara Komodo rampung akhir tahun

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti dalam pembukaan Seminar Airport Solution Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (4/12/2019).. (ANTARA FOTO/Juwita Trisna Rahayu)

"Masih proses dan tahun ini targetnya harus selesai," kata Polana usai pembukaan Seminar Airport Solution Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (4/12).
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menargetkan proses Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) operator Bandara Komodo, Labuan Bajo, akan rampung pada akhir 2019.

"Masih proses dan tahun ini targetnya harus selesai," kata Polana usai pembukaan Seminar Airport Solution Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (4/12).

KPBU pengelola Bandara Komodo, Labuan Bajo disebut-sebut dimenangkan oleh operator bandara asal Singapura, yakni Changi, namun saat ini pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan belum mengumumkan.

Konsorsium Changi dan Cardig Air dikabarkan menang proses lelang tahap pertama setelah mengalahkan sejumlah konsorsium, di antaranya Astra dengan perusahaan Prancis; PT Angkasa Pura II dengan perusahaan Malaysia Muhiba; Indika Group dan perusahaan Prancis; dan PT Angkasa Pura I dengan perusahaan India GVK.

Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub juga telah memastikan kredibilitas konsorsium dengan melakukan survei ke bandara-bandara yang dioperasikan oleh perusahaan tersebut, di antaranya bandara di Siprus, Rio de Janeiro-Brasil dan Siem Reap-Kamboja.

Baca juga: Kemenhub akan tambah kapal patroli untuk Labuan Bajo
Baca juga: Menteri BUMN dorong swasta investasi di Labuan Bajo


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan untuk KPBU operator Bandara Komodo, Labuan Bajo, masih dalam proses finalisasi.  “Kita lagi proses finalisasi, mungkin satu minggu mendatang kita umumkan,” katanya.

Proses finalisasi dikarenakan pembangunan dengan skema KPBU berbeda dengan menggunakan dana pemerintah atau APBN.

Keuntungan KPBU, yakni pemerintah bisa menghemat APBN karena tidak mengeluarkan biaya untuk pengembangannya, selain itu mendapatkan biaya konsesi minimum 2,5 persen, biaya pemakaian parkir pesawat (apron) serta setoran kelebihan keuntungan yang ditargetkan operator.

Setelah lelang tahap satu, dilakukan dialog optimalisasi, kemudian awarding dan financial close, yakni memberikan kesempatan kepada operator untuk menggalang dana dari eksternal, contohnya perbankan.

Labuan Bajo dipilih karena untuk mendukung sektor pariwisata dengan sudah ditetapkan sebagai lima Bali Baru atau destinasi super prioritas dan diharapkan ke depannya bisa masuk penerbangan langsung internasional, seperti dari Thailand dan Jepang.

Baca juga: Pemerintah tingkatkan pembangunan infrastruktur di NTT
Baca juga: Juli 2020, pembangunan kawasan terpadu ASDP di Labuan Bajo sudah selesai